Dalam perspektif perusahaan non- koperasi, produktivitas sering dinotasikan dengan raihan laba yang merupakan selisih atara pendapatan kotor dan biaya operasional. Untuk itu, perusahaan akan berupaya memaksimalkan pendapatannya dan menekan pembiayaan hingga seminim mungkin sehingga diperoleh selisih yang menguntungkan perusahaan. Bagaimana dengan perusahaan koperasi?
Berangkat dari konsepsinya, perusahaan dalam koperasi berfungsi sebagai sarana/media yang akan menjawab kebutuhan para anggotanya. Posisi perusahaan sebagai sarana/media menegaskan bahwa fokus koperasi itu pada pembangunan orang (baca: anggota) sehingga lebih cerdas dan bisa membentuk mencapai hidup yang berkualitas. Dalam tinjauan semacam ini, anggota berposisi sebagai subyek dan juga obyek dari pembangunan koperasi. Melalui langkah pencerdasan melalui pendidikan berkelanjutan, anggota akan lebih cerdas berekonomi dimana mereka akan bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. Mereka juga akan lebih cerdas dalam meningkatkan pendapatan dan juga lebih bijak dalam menggunakan pendapatan sehingga tidak terjebak pada konsumerisme.
sebagai contoh sederahan, ketika mayoritas anggota berprofesi sebagai petani, dalam meningkatkan pendapatan petani, koperasi bisa menyelenggarakan beberapa langkah, antara lain :
- koperasi menyelenggarakan pendidikan bertema "meningkatkan produktivitas pada luas lahan yang sama melalui pelibatan teknologi terbarukan dalam pengelolaa lahan".
- koperasi bisa menyelengarakan pengadaan benih varietas unggul dan pupuk dengan harga terjangkau.
- Koperasi bisa menyelenggarakan rice mill sehingga hasil panen bisa diolah koperasi dengan biaya yang lebih murah. Dengan demikian, petani tidak hanya menjual dalam bentuk gabah, tetapi dalam bentuk beras yang nilai jualnya tentu lebih tinggi.
- Koperasi bisa melakukan "kembangan kreatif dari olahan beras" sehingga menghasilkan nilai tambah baru yang lebih men-sejahterakan petani.
- dan lain sebagainya.
Beberapa langkah tersebut merupakan upaya sistematis yang berorientasi pada peningkatan pendapatan petani. Pertanyaan menariknya adalah apakah toko saprodi (penyedia benih dan pupuk) dan rice mill dimana keduanya menerapkan harga murah akan profit?. Pada titik inilah kata "produktivitas" dalam perusahaan koperasi memilik keunikan. Dengan memposisikan perusahaan koperasi (dalam hal ini toko saprodi dan ricemill) sebagai media/sarana meningkatkan pendapatan petani secara langsung, maka produktivitas perusahaan koperasi tidak pada raihan laba/profit (baca: SHU), tetapi pada kemampuan keberdaaannya meningkatkan pendapatan petani. Dengan demikian, fokus perusahaan koperasi cukup untuk menutup biaya operasionalnya saja sehingga mampu menyelenggarakan harga yang murah. Namun ketika anggota mengingikan "pendapatan tidak langsung" dari perusahaan koperasi berupa SHU, maka mereka harus rela harga beli yang pastinya tidak lebih murah. Jadi, pendapatan langsung atau pendapatan tidak langsung, merupakan pilihan yang ditentukan oleh anggota pemilik perusahaan koperasi yang pada mereka melekat hak untuk menentukan arahan perusahaan. Disamping itu, mereka juga berposisi sebagai obyek dan sekaligus subyek dari perusahaan koperasi yang juga mereka miliki secara bersama-sama. Tentu, pada pilihan manapun yang akan mereka ambil (pendapatan langsung atau pendapatan tidak langsung) diikuti kesadaran atas konsekuensinya. Ketika mereka ingin pendapatan langsung berupa "harga beli yang lebih murah", maka mereka tidak akan menuntut SHU yang besar. Demikian sebaliknya, kala mereka berharap pendapatan tidak langsung melalui SHU, maka mereka tidak akan mempersoalkan harga yang akan ditetapkan perusahaan koperasi.
Paragraf diatas menandaskan tentang keunikan "makna produktivitas" yang mungkin tidak akan terjadi pada perusahaan-perusahaan non-koperasi. Alasan logisnya sederhana saja, hubungan yang terbangun di perusahaan non-koperasi adalah hubungan antara corporate dengan konsumen sehingga yang berlangsung adalah transaksional ansih. Sementara pada koperasi, disamping hubungan transaksi juga ada hubugan kepemilikan yang didalamnya melekat hak mengendalikan perusahaan dalam arti luas. Simpulnya, produktivitas dalam perusahaan koperasi memiliki satu keunikan dan menjadi ciri khas serta salah satu sumber keunggulan. Namun demikian, pada pilihan-pilihan manapun dalam memaknai "produktivitas", ujungnya adalah "nilai tambah" yang bermakna menolong diri sendiri. Dengan demikian, setiap orang yang bergabung di koperasi akan mendapati "maknya nyata" dari aksi mereka melakukan penggabungan kepentingan dan penyatuan sumber daya,
Posting Komentar
.