Terpenggalnya
kisah sepanjang perjalanan
Purwokerto sampai Kledung’
Purwokerto sampai Kledung’

Mobil pun bergerak kembali untuk menjemput calon
penumpang berikutnya.Sampai satu titik penjemputan terjadi sebuah
kesalahfahaman. Satu penumpang merasa kecewa karena ternyata dia menaiki kendaraan
yang berbeda dengan temennya. Ternyata wanita ini tidak menduga kalau hari ini
manajemen travel memberangkatkan 2 (dua) kendaraan diwaktu bersamaan. Ironisnya dia dan temannya berada di kendaraan yang berbeda. “Aduh gimana sih
mas, saya kan dah pesen barengan kemarin tapi kok pisahan kendaraannya. Padahal
HP temen saya itu ada disaya “, ungkap wanita itu dengan nada penuh kecewa.
Sang Supir pun mencoba menenangkan sang penumpang dan memastikan nanti akan ketemu
dengan temennya di peristarahatan travel, Rumah Makan Kledung tepatnya. Sang penumpang itu
pun tenang dan kemudian mencoba menelepon temennya itu bahwa mereka akan
bertemu dan digabungkan dalam satu kendaraan ditempat peristarahatan trave. Situasi pun kondusif dan sang supir pun bisa tenang
menjalankan peran utamanaya dibelakang setir bunder.
Dipenjemputan penumpang terakhir yang jatah posisi
duduknya dibelakang kebetulan seorang wanita. Entah untuk alasan apa, sang
penumpang yang tadi sempat galau itu memberikan penumpang terakhir menempati
posisi duduknya di depan dan kemudian memilih untuk duduk dibelakang saja.
Penumpang terakhir itu pun setuju dan dengan senang hati menerima tawarannya.
Sesudah semua duduk diposisinya, sang sopirpun melanjutkan perjalanan menuju kota semarang yang akan menempuh
perjalanan kurang lebih 4-5 jam.
Aku sempat menduga kalau wanita itu akan
menyadari kekeliruannya memilih duduk di belakang karena goncangan hebat akan
dialami khususnya saat mobil nyalip atau melintasi kelokan. Ternyata dugaanku salah,
sebab ternyata dia punya alasan tersendiri untuk melakukannya, yaitu kenyamanan
berkomunikasi dan bermain dengan gadget. Hal ini tertandaskan lewat
berlangsungnya komunikasi via telepon sejak awal duduk dibelakang. Beliau tampak
cuek dengan sekitar yang mendengar segala hal yang dia bincangkan dengan lawan
bicaranya diseberang sana yang ntah siapa. Aku pun tak ambil pusing dan memilih
cuek dan berjuang menemukan titik kelelapan untuk menghindari kebosanan
perjalanan. Akhirnya aku sukses pulas dan terbangun saat kendaraan memasuki
peristrahatan di rumah makan kledung.
Setelah selesai menyambangi toilet, aku
bergegas memasuki rumah makan untuk sekedar minum teh hangat dan jajanan.Tiba-tiba Sang Supir
memohon persetujuanku nanti akan dipindah ke kendaraan yang satunya karena sang
supir ingin menunaikan janjinya pada sang penumpang yang sempet terpisah dengan
temennya. Tanpa basa-basi aku pun langsung meng-iya kan saja dan melanjutkan
langkahku menuju ruang makan. Baru saja duduk dan menyeruput the panas,
tiba-tiba ada yang datang dan mengkonfirmasi bahwa mobil travel akan diberangkatkan
kembali. Ternyata, dia adalah supir kendaraan yang satu lagi dimana aku akan
pindah ke kendaraan yang akan disetirinya. “mohon izin sebentar ya mas untuk
menghabiskan minum saya”, pintaku yang kemudian disetujuinya. “Soalnya
kendaraan yang saya bawa lebih dulu masuk mas dan sekarang udah mau
diberangkatkan lagi”, ungkap sang sopir memberi alasan.
Sambil menikmati minuman hangat, aku sempet menyaksikan
wanita galau tadi sedang bersenda gurau dengan temennya, seorang lelaki yang
terlihat lebih tua darinya. Sesekali terdengar cekikan yang menandaskan
kegembiraan yang tengah menggelayut di keduanya. Tak lama berselang, akupun
beranjak dan kemudian memasuki kendaraan yang akan melanjutkan perjalanan
menuju semarang.
Kehadiranku sebagai penumpang baru dikendaraan ini menjadi pemantik perbincangan seru bak infotainmen yang membahas selebritis. Mereka sepertinya tahu alasan kepindahanku adalah untuk meng-akomodir kepindahan seorang penumpang agar bisa satu kendraaan dengan temennya. Sang Supirpun mengkisahkan kalau awalanya penumpang tersebut hampir saja tidak mau naik saat mengetahui temennya ada dikendaraan yang berbeda. Terungkap pula dari penumpang lain tentang keresahan sang lelaki disepanjang jalan dari purwokerto sampai tempat peristirahatan kledung. Satu penumpang lagi berseloroh, “namanya juga jatuh cinta, urusan hati memang tidak selalu mudah”.Satu penumpang lain agak berbeda pendapat karena melihat dari sisi usia seharusnya malu dengan usianya. Sang supir menimpali lagi, “ makanya dari tadi muring-muring aja gara-gara pisah kendaraan”. Ragam komentar yang muncul pun membuat suasana agak riuh tapi diiringi tawa yang seolah membaiat bahwa kedua penumpang tersebut berstatus “pacaran”. Apalagi sang supir menyampaikan bahwa kedua penumpang itu nanti turunnya di titik lokasi berbeda walau masih di sekitar kota semarang. Penulispun mencoba menetralisir keadaan dengan berkomentar bahwa “keresahan kedua insan itu sejak awal perjalanan karena tidak satu kendaraan adalah terpotongnya moment indah sehingga kisah terpenggal disepanjang purwokerto sampai dengan kledung”. Statemen bernada rendah itupun disambut tawa semua penumpang dan tidak ketinggalan sang supir. Kemudian akupun bertanya,"kira2 keikhlasanku untuk pindah kendaraan demi mengakomoidr mereka dapat pahala atau tidak ya?", tergantung niatnya mas, sambut salah satu penumpang disambut tawa seisi mobil.
Posting Komentar
.