KERENNYA SINERGITAS ANTARA GAIRAH MASYARAKAT USAHA MIKRO & KEBERPIHAKAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA | ARSAD CORNER

KERENNYA SINERGITAS ANTARA GAIRAH MASYARAKAT USAHA MIKRO & KEBERPIHAKAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Jumat, 11 Oktober 20191komentar


KERENNYA SINERGITAS ANTARA GAIRAH MASYARAKAT USAHA MIKRO  & KEBERPIHAKAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA


Prolog
Dalam rangka peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kapasitas dalam berkoperasi dan mekanisme pembinaan koperasi bagi apparat pengampu tugas bidang koperasi dan kelompok pra koperasi, Disnakerkop & UKM Kab. Banyumas mengadakan studi komparatif  ke Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, Prov Jawa TimurDisamping mempelajaridan menelaah dari sisi kebijakan perkoperasian dan langkah-langkah Dinas Koperasi & UM, agenda ini juga meliputi kunjungan lapangan ke kelompok pra koperasi toko kelontong Rusun Tanah Merah dan Penjaringan Kota Surabaya.

Agenda ini digelar pada Hari Rabu sd Jumat, 09-11 Oktober 2019. Tim Banyumas terdiri  berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang terdiri dari; (i) 10 (sepuluh) orang Kepala Dinas Tenaga Kerja DInas, Koperasi dna UKM Kab Banyumas ; (ii) 21 (dua puluh satu) orang Kelompok Pra Koperasi Abadi Guyub Rukun; (iii) 1 (satu) orang Koordinator Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan dan; (iv) 1 (satu) orang Dekopinda Kab. Banyumas

Bapak Wija, sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, di awal sambutannya menyampaikan “ucapan selamat datang kepada rombongan Kab. Banyumas. Semoga kunjungan ini mendapatkan manfaat dan informasi yang dibutuhkan serta sekaligus bertukar informasi. Beliau juga menyatakan komitmennya untuk melayani se-optimal mungkin dengan harapan bisa memenuhi hal-halyang menjadi target rombongan Banyumas ..”

Bapak Ir Wisnu Hermawanto MP, Kadisnakerkop & UKM menyampaikan bahwa kunjungan beliau ke Mal Pelayanan Publik Kota Surabaya pada hari ini merupakan yang ke-3 (tiga). Disamping itu, beberapa waktu lalu, saya membaca di Harian Kompas kalau Dinas Koperasi Surabaya sudah bisa menyelenggarakan toko berbasis pemberdayaan. Hal ini meng-inspirasi kami untuk ingin belajar dari keberhasilan yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Surabaya.” 

Dalam presentasi Dinas Koperasi dan usaha mikro Kota Surabaya, disampaikan tentang profil kota Surabaya dan struktur organisasi. DInas memiliki program khusus yaitu koperasi toko klontong di Rusun (rumah susun)  Kota Surabaya dan juga Koperasi Toko Kelontong di setiap kecamatan di lingkungan Kota Surabaya. Keinginan Bu Walikota Surabaya agar warganya tidak saja menjadi penonton di era kemajuan teknologi yang super canggih, menjadi inspirasi awal keterbentukan program khusus ini.

Dalam implementasinya,kemudian diirintiskoperasi di lingkungan rusunkota Surabaya. Selanjutnya, IbuWalikota membuat Program 1(satu) kecamatan 1 (satu) koperasi.Kami (cq. Dinkop & UM) ditugaskan untuk menghidupkan “semangat kerjasama dan bergotongroyong”. Kami meyakinkan mereka bahwa kerjasama akan melahirkan nilai tambah baru. Hal ini kemudian diwujudkan dalam “koperasi toko kelontong”. Koperasi adalah gerakan mandiri masyarakat  yang harus dikawal oleh pemerintah secara edukatif dan motivasional. Jadi, dalam program ini yang bergerak aktif adalah masyarakat itu sendiri berbasis kesadaran. Sementara itu peran Dinkop&UM adalah pendampingan rutin pada tengah dan akhir bulan dan menghadiri setiap pertemuan. Tantanganya adalahbagaimama membangun “rasa suka”di masyarakat sehingga menghadirkan “kerelaan menjadi bagian dari koperasi”.

Satu hal yang menjadi catatan, kehadiran koperasi ini tidak merusak tatanan perekonomian yang sudah ada, khususnya dalam hal distribusi barang. Disamping itu, mempersatukan masyarakat dalam hidup bersama berlabel produktivitas menjadi bagian dari upaya menguatkan ikatan emosional d segenap lapisan masyarakat. Dalam perspektif kami, gerakan koperasi sesungguhnya adalah akivitas ekonomi yang tertutup. Disamping rusun, program ini juga diimplementasikan di lingkungan pasar,lokalisasi, pasar. Intinya, anggota loperasi ini adalah para pelaku usaha mikro yang memiliki kesulitan dalam meng-akses barang. Dengan kehadiran koperasi toko kelontong ini, maka pelaku UM akan lebih mudah dalam meng-akses persediaan barang dengan harga yang lebih murah.

Beberapa support dukungan lain pemerintah dalam program ini sebagai berikut :
1.      Dari sisi permodalan, di awal pemerintah men-support Rp 5 (lima) juta dan kemudian mendorong partisipasi dan kemandiriannya.
2.      Dinas perdagangan juga sedang menyediakan e-distribusi control sehingga koperasi tidak terjebak pada harga yang 
3.      Kemitraan antar koperasi yang menjadi salah satu prinsip koperasi di dorong untuk meng-akslerasi tumbuhkembang


B. Kunjungan Lapangan
Usai diskusi dan mengikuti presentasi dari dinas koperasi dan UM, selanjutnya segenap peserta studi komparatif selanjutnya melakukan kunjungan lapangan ke 2 (dua) titik, yaitu : (i) pra koperas toko kelontong di Rusunawa Tanah merah dan; (ii) Pra-Koperasi Toko kelontong di Rungkut.  

B.1. Kunjungan ke Pra-Koperasi Toko Kelontong di Rusun
Kehadiran rombongan banyumas bersama beberapa pejabat DInkop & UM dan beberapa pejabat pejabat Disperindag Kota Surabaya disambut oleh Ketua RT Rusun dan beberapa Pengurus Pra-Koperasi. Sebelum menyambangi toko kelontong, terlebih dahulu diskusi singkat seputar sejarah dan konsep  pra-koperasi toke. Terjelaskan bahwa rusunawa berpenduduk 336 KK yang tersebar dalam 4 (empat) blog. Dari sisi pemasaran, rusunawa ini merupakan pangsa pasar tertutup yang sangat potensial di mobilisasi menjadi ekonomi produktif berbasis kolektivitas.

Rintisan toko kelontong diawali oleh 9 (Sembilan) orang dan dalam perjalanannya tumbuh menjadi 40 (empat puluh) orang. Toko kelontongnya dikelola oleh para kaum ibu ini dengan misi menyajikan harga murah sehingga lebih  menguntungkan bagi para penduduk rusunawa. Toko kelontong ini juga menjadi pemasok bagi took-toko kecil yang menajajkan dagangannya di bebrapa sudut lantai rusunawa. Ada satu catatan tentang took ini, yaitu hanya menyelenggarakan penjualan tunai alias tidak bisa hutang. Hal ini sebagai bentuk koreksi kebiasaan penduduk rusunawa sebelumnya dimana dalam memenuhi kebutuhan sembako dan barang lainnya selalu hutang dengan tempo lebih kurang satu bulan. Sebagai jalan tengah Toko pra-koperasi ini menyelenggarakan system pembayaran yang disesuaikan dengan pola pemasukan/pendapatan maysarakat rusun.


B.2. Toko Kelontongan di Penjaringan rungkut
Berbeda dengan toko rusunawa, toko kelontongan pra-koperasi ini merupakan kumpulan para pemilik toko. Mereka mengawali perjuangan dari paguyuban para pelaku usaha toko kelontong. Data terakhir menunjukkan jumlah pelaku usaha yang bergabung menunjukkan 36 (tiga puluh enam) orang. Pra-Koperasi ini concern pada centralistic pengadaan persediaan barang yang dalam perintisannya didampingi langsung  oleh Dinas koperasi dan Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Surabaya. Pemerintah ikut langsung mendampingi pra-koperasi ini membuka komunikasi dengan  para distributor untuk mendapat perlakuan khusus dalam meng-akses persediaan barang dagangan, baik dari sisi harga maupun sisi pelayanan. Hasilnya pun keren dimana harga perolehan dari supplier menjadi lebih murah sehingga mendatangkan nilai tambah baru bagi pra-koperasi dan para anggotanya yang juga pelaku usaha toko kelontong. System pengadaan semacam ini membuat usaha mereka lebih bersaing dan semakin berpeluang untuk berkembang. 

Dalam tingkatan teknis operasional, pra-koperasi menghimpun order dari anggotanya melalu whatsapp sehingga diperoleh akumulasi kebutuhan per produk untuk kemudian di order-kan ke para supplier/distributor. Sebagai stimulant, setiap order anggota juga di rekap dan kemudian dijadikan dasar dalam membagi SHU untuk masing-masing anggota. Artinya, semakin banyak seorang anggota order melalui pra-koperasi semakin banyak pula SHU yang diperolehnya. Dalam hal ini, pemerintah melalui Dinkop dan Disperindag menyiapkan satu system berbasis program excel yang berfungsi merekap semua transaksi, menyusun laporan keuangan dan sekaligus menghitung distribusi SHU yang adil dan motivational.

Saat ini, mereka terus berproses dalam semangat persatuan yang terus dipelihara dan ditumbuhkembangkan. Para pengurus tidak pernah patah semangat untuk terus meng-campaign nilai-nilai kemanfaatan berkoperasi bagi akselerasi tumbuhkembang toko-toko kelontong milik para pelaku UM (usaha mikro). Mereka melakukan semuanyai penuh keikhlasan dan dedikasi penuh ketulusan. Imajinasi mereka tentang keberdayaan yang akan semakin tumbuh linier dengan meningkatnya jumlah anggota yang bergabung, menjadikan mereka terus bersemangat. Dalam roadmap-nya, membangun organisasi dan kelembagaan yang mengakar dan tumbuh menjadi focus pertama. Mereka meyakini pada titik kuantitas anggota tertentu menjadi sumber bargaining position mereka dihadapan para supplier. Pada tingkat capaian tertentu dan layak dibanggakan, mereka akan mengajak pemerintah duduk bersama  men-diskusikan kembangan-kembangan gagasan yang meng-akselerasi eksistensi dan nilai kemanfaatan koperasi toko kelontong yang mereka miliki bersama-sama. 


C. Simpulan
Apa yang sudah dan tengah berlangsung di lingkar pra-koperasi toko keliling, baik berbasis rusunawa maupun berbasis kumpulan para pedagang toko kelontong, merupakan sesuatu yang sangat keren dan inspiratif. Praktek yang terus berproses untuk menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat mendatangkan keyakinan bahwa pra-koperasi ini akan tumbuh dan mendatangkan multiplier efek yang luar biasa.

Komitmen pemerintah Kota Surabaya terhadap perbaikan nasib para pelaku UM merupakan catatan yang begitu menggembirakan, khususnya bagi koperasi dan pelaku UM di kota surabaya. Kesuksesan pemerintah mendampingi Pra-koperasi membangun komunikasi dan bahkan negosisasi dengan para supplier memberi gambaran tentang kuatnya komitmen, konsistensi  danbargainning position pemerintah sehingga terbangun hubungan harmonis dan strategis serta saling menguntungkan diantara para pelaku usaha. Lebih dari itu, positioning pemerintah sebagai regulator efektif membagi ruang ekonomi yang tidak saja terkonsentrasi pada kelompok besar berbasis padat modal, tetapi juga berkomitmen tinggi menciptakan dan memperluas ruang aksi bagi rakyat dalam membangun dan meningkatkan kemampuan ekonominya  melalui koperasi.  Tentu hal ini menggambarkan kehebatan, keberanian dan efektivitas peran yang diambil pemerintah Surabaya dalam membnagun iklim ekonomi yang kondisif dan memberi kesempatan luas bagi masyarakat dalam  meng-akses potensi ekonomi. 


link youtube : klik disini
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

11 Oktober 2019 pukul 02.19

Mantappp serasa ikutan study comparatif saya Pak :)

Bagaimana fokus Dinas Surabaya dalam menempatkan KUKM sebagai pendorong perekonomian rakyat Pak? Antara kualitas dan kuantitas mana yg menjadi prioritas sana Pak?
Suwun Pak ;)

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved