KERENNYA
SINERGITAS ANTARA GAIRAH MASYARAKAT USAHA MIKRO & KEBERPIHAKAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Prolog
Dalam rangka peningkatan
pengetahuan, pemahaman dan kapasitas dalam berkoperasi dan mekanisme pembinaan
koperasi bagi apparat pengampu tugas bidang koperasi dan kelompok pra koperasi,
Disnakerkop & UKM Kab. Banyumas mengadakan studi komparatif ke Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota
Surabaya, Prov Jawa TimurDisamping mempelajaridan menelaah dari sisi kebijakan
perkoperasian dan langkah-langkah Dinas Koperasi & UM, agenda ini juga
meliputi kunjungan lapangan ke kelompok pra koperasi toko kelontong Rusun Tanah
Merah dan Penjaringan Kota Surabaya.
Agenda ini digelar pada Hari
Rabu sd Jumat, 09-11 Oktober 2019. Tim Banyumas terdiri berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang yang
terdiri dari; (i) 10 (sepuluh) orang Kepala Dinas Tenaga Kerja DInas, Koperasi
dna UKM Kab Banyumas ; (ii) 21 (dua puluh satu) orang Kelompok Pra Koperasi
Abadi Guyub Rukun; (iii) 1 (satu) orang Koordinator Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan
dan; (iv) 1 (satu) orang Dekopinda Kab. Banyumas
Bapak Wija, sekretaris Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, di awal sambutannya menyampaikan “ucapan
selamat datang kepada rombongan Kab. Banyumas. Semoga kunjungan ini mendapatkan
manfaat dan informasi yang dibutuhkan serta sekaligus bertukar informasi.
Beliau juga menyatakan komitmennya untuk melayani se-optimal mungkin dengan
harapan bisa memenuhi hal-halyang menjadi target rombongan Banyumas ..”
Bapak Ir Wisnu Hermawanto MP,
Kadisnakerkop & UKM menyampaikan bahwa kunjungan beliau ke Mal Pelayanan
Publik Kota Surabaya pada hari ini merupakan yang ke-3 (tiga). Disamping itu, beberapa waktu lalu, saya membaca di
Harian Kompas kalau Dinas Koperasi Surabaya sudah bisa menyelenggarakan toko berbasis
pemberdayaan. Hal ini meng-inspirasi kami untuk ingin belajar dari keberhasilan
yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Surabaya.”
Dalam presentasi Dinas
Koperasi dan usaha mikro Kota Surabaya, disampaikan tentang profil kota
Surabaya dan struktur organisasi. DInas memiliki program khusus yaitu koperasi toko
klontong di Rusun (rumah susun) Kota
Surabaya dan juga Koperasi Toko Kelontong di setiap kecamatan di lingkungan Kota
Surabaya. Keinginan Bu Walikota Surabaya agar warganya tidak saja menjadi
penonton di era kemajuan teknologi yang super canggih, menjadi inspirasi awal keterbentukan
program khusus ini.
Dalam implementasinya,kemudian
diirintiskoperasi di lingkungan rusunkota Surabaya. Selanjutnya, IbuWalikota
membuat Program 1(satu) kecamatan 1 (satu) koperasi.Kami (cq. Dinkop & UM)
ditugaskan untuk menghidupkan “semangat kerjasama dan bergotongroyong”. Kami
meyakinkan mereka bahwa kerjasama akan melahirkan nilai tambah baru. Hal ini kemudian
diwujudkan dalam “koperasi toko kelontong”. Koperasi adalah gerakan mandiri
masyarakat yang harus dikawal oleh
pemerintah secara edukatif dan motivasional. Jadi, dalam program ini yang
bergerak aktif adalah masyarakat itu sendiri berbasis kesadaran. Sementara itu
peran Dinkop&UM adalah pendampingan rutin pada tengah dan akhir bulan dan menghadiri
setiap pertemuan. Tantanganya adalahbagaimama membangun “rasa suka”di masyarakat
sehingga menghadirkan “kerelaan menjadi bagian dari koperasi”.
Satu hal yang menjadi
catatan, kehadiran koperasi ini tidak merusak tatanan perekonomian yang sudah
ada, khususnya dalam hal distribusi barang. Disamping itu, mempersatukan
masyarakat dalam hidup bersama berlabel produktivitas menjadi bagian dari upaya
menguatkan ikatan emosional d segenap lapisan masyarakat. Dalam perspektif
kami, gerakan koperasi sesungguhnya adalah akivitas ekonomi yang tertutup. Disamping
rusun, program ini juga diimplementasikan di lingkungan pasar,lokalisasi,
pasar. Intinya, anggota loperasi ini adalah para pelaku usaha mikro yang
memiliki kesulitan dalam meng-akses barang. Dengan kehadiran koperasi toko
kelontong ini, maka pelaku UM akan lebih mudah dalam meng-akses persediaan
barang dengan harga yang lebih murah.
Beberapa support dukungan lain pemerintah dalam program ini sebagai
berikut :
1.
Dari sisi permodalan, di awal pemerintah men-support
Rp 5 (lima) juta dan kemudian mendorong partisipasi dan kemandiriannya.
2.
Dinas perdagangan juga sedang menyediakan e-distribusi
control sehingga koperasi tidak terjebak pada harga yang
3.
Kemitraan antar koperasi yang menjadi salah satu
prinsip koperasi di dorong untuk meng-akslerasi tumbuhkembang
B. Kunjungan
Lapangan
Usai diskusi dan mengikuti
presentasi dari dinas koperasi dan UM, selanjutnya segenap peserta studi
komparatif selanjutnya melakukan kunjungan lapangan ke 2 (dua) titik, yaitu :
(i) pra koperas toko kelontong di Rusunawa Tanah merah dan; (ii) Pra-Koperasi
Toko kelontong di Rungkut.
B.1. Kunjungan ke Pra-Koperasi Toko Kelontong di Rusun
Kehadiran
rombongan banyumas bersama beberapa pejabat DInkop & UM dan beberapa
pejabat pejabat Disperindag Kota Surabaya disambut oleh Ketua RT Rusun dan
beberapa Pengurus Pra-Koperasi. Sebelum menyambangi toko kelontong, terlebih
dahulu diskusi singkat seputar sejarah dan konsep pra-koperasi toke. Terjelaskan bahwa rusunawa
berpenduduk 336 KK yang tersebar dalam 4 (empat) blog. Dari sisi pemasaran,
rusunawa ini merupakan pangsa pasar tertutup yang sangat potensial di
mobilisasi menjadi ekonomi produktif berbasis kolektivitas.
Rintisan
toko kelontong diawali oleh 9 (Sembilan) orang dan dalam perjalanannya tumbuh
menjadi 40 (empat puluh) orang. Toko kelontongnya dikelola oleh para kaum ibu
ini dengan misi menyajikan harga murah sehingga lebih menguntungkan bagi para penduduk rusunawa.
Toko kelontong ini juga menjadi pemasok bagi took-toko kecil yang menajajkan
dagangannya di bebrapa sudut lantai rusunawa. Ada satu catatan tentang took
ini, yaitu hanya menyelenggarakan penjualan tunai alias tidak bisa hutang. Hal
ini sebagai bentuk koreksi kebiasaan penduduk rusunawa sebelumnya dimana dalam
memenuhi kebutuhan sembako dan barang lainnya selalu hutang dengan tempo lebih
kurang satu bulan. Sebagai jalan tengah Toko pra-koperasi ini menyelenggarakan
system pembayaran yang disesuaikan dengan pola pemasukan/pendapatan maysarakat
rusun.
B.2. Toko Kelontongan di Penjaringan rungkut
Berbeda
dengan toko rusunawa, toko kelontongan pra-koperasi ini merupakan kumpulan para
pemilik toko. Mereka mengawali perjuangan dari paguyuban para pelaku usaha toko
kelontong. Data terakhir menunjukkan jumlah pelaku usaha yang bergabung
menunjukkan 36 (tiga puluh enam) orang. Pra-Koperasi ini concern pada centralistic pengadaan persediaan barang yang dalam
perintisannya didampingi langsung oleh
Dinas koperasi dan Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota Surabaya. Pemerintah
ikut langsung mendampingi pra-koperasi ini membuka komunikasi dengan para distributor untuk mendapat perlakuan
khusus dalam meng-akses persediaan barang dagangan, baik dari sisi harga maupun
sisi pelayanan. Hasilnya pun keren dimana harga perolehan dari supplier menjadi
lebih murah sehingga mendatangkan nilai tambah baru bagi pra-koperasi dan para
anggotanya yang juga pelaku usaha toko kelontong. System pengadaan semacam ini
membuat usaha mereka lebih bersaing dan semakin berpeluang untuk
berkembang.
Dalam
tingkatan teknis operasional, pra-koperasi menghimpun order dari anggotanya
melalu whatsapp sehingga diperoleh akumulasi kebutuhan per produk untuk
kemudian di order-kan ke para supplier/distributor. Sebagai stimulant, setiap
order anggota juga di rekap dan kemudian dijadikan dasar dalam membagi SHU
untuk masing-masing anggota. Artinya, semakin banyak seorang anggota order
melalui pra-koperasi semakin banyak pula SHU yang diperolehnya. Dalam hal ini,
pemerintah melalui Dinkop dan Disperindag menyiapkan satu system berbasis
program excel yang berfungsi merekap semua transaksi, menyusun laporan keuangan
dan sekaligus menghitung distribusi SHU yang adil dan motivational.
Saat ini,
mereka terus berproses dalam semangat persatuan yang terus dipelihara dan
ditumbuhkembangkan. Para pengurus tidak pernah patah semangat untuk terus
meng-campaign nilai-nilai kemanfaatan berkoperasi bagi akselerasi tumbuhkembang
toko-toko kelontong milik para pelaku UM (usaha mikro). Mereka melakukan
semuanyai penuh keikhlasan dan dedikasi penuh ketulusan. Imajinasi mereka
tentang keberdayaan yang akan semakin tumbuh linier dengan meningkatnya jumlah anggota yang bergabung,
menjadikan mereka terus bersemangat. Dalam roadmap-nya, membangun organisasi
dan kelembagaan yang mengakar dan tumbuh menjadi focus pertama. Mereka meyakini
pada titik kuantitas anggota tertentu menjadi sumber bargaining position mereka dihadapan para supplier. Pada tingkat
capaian tertentu dan layak dibanggakan, mereka akan mengajak pemerintah duduk
bersama men-diskusikan
kembangan-kembangan gagasan yang meng-akselerasi eksistensi dan nilai
kemanfaatan koperasi toko kelontong yang mereka miliki bersama-sama.
C. Simpulan
Apa yang sudah dan tengah berlangsung di
lingkar pra-koperasi toko keliling, baik berbasis rusunawa maupun berbasis
kumpulan para pedagang toko kelontong, merupakan sesuatu yang sangat keren dan
inspiratif. Praktek yang terus berproses untuk menjadi lebih baik dan lebih
bermanfaat mendatangkan keyakinan bahwa pra-koperasi ini akan tumbuh dan
mendatangkan multiplier efek yang luar biasa.
Komitmen pemerintah Kota Surabaya terhadap
perbaikan nasib para pelaku UM merupakan catatan yang begitu menggembirakan,
khususnya bagi koperasi dan pelaku UM di kota surabaya. Kesuksesan pemerintah
mendampingi Pra-koperasi membangun komunikasi dan bahkan negosisasi dengan para
supplier memberi gambaran tentang kuatnya komitmen, konsistensi danbargainning
position pemerintah sehingga terbangun hubungan harmonis dan strategis
serta saling menguntungkan diantara para pelaku usaha. Lebih dari itu,
positioning pemerintah sebagai regulator efektif membagi ruang ekonomi yang
tidak saja terkonsentrasi pada kelompok besar berbasis padat modal, tetapi juga
berkomitmen tinggi menciptakan dan memperluas ruang aksi bagi rakyat dalam
membangun dan meningkatkan kemampuan ekonominya
melalui koperasi. Tentu hal ini
menggambarkan kehebatan, keberanian dan efektivitas peran yang diambil
pemerintah Surabaya dalam membnagun iklim ekonomi yang kondisif dan memberi
kesempatan luas bagi masyarakat dalam
meng-akses potensi ekonomi.
link youtube : klik disini
+ komentar + 1 komentar
Mantappp serasa ikutan study comparatif saya Pak :)
Bagaimana fokus Dinas Surabaya dalam menempatkan KUKM sebagai pendorong perekonomian rakyat Pak? Antara kualitas dan kuantitas mana yg menjadi prioritas sana Pak?
Suwun Pak ;)
Posting Komentar
.