“STATEMEN OUTSIDER” YANG MEN-SOAL “ RENDAHNYA SPIRIT JUANG AKTIVIS KOPMA TANAH AIR” | ARSAD CORNER

“STATEMEN OUTSIDER” YANG MEN-SOAL “ RENDAHNYA SPIRIT JUANG AKTIVIS KOPMA TANAH AIR”

Senin, 11 Februari 20190 komentar


STATEMEN OUTSIDER YANG MEN-SOAL 
RENDAHNYA SPIRIT JUANG AKTIVIS KOPMA TANAH AIR

Perbincangan sore ini tidak dirancang khusus untuk men-tema kan tentang kopma (koperasi mahasiswa), tetapi bermula dari penjajagan potensi kerjasama pengembangan educafe yang tengah dirancang salah satu fakultas ekonomi kampus terkenal  di Purwokerto. 

Kampus ini sedang membangun pusat laboratorium  yang berisi ragam aktivitas produktif dimana pola pengelolaan kesehariannya melibatkan  para mahasiswa/i dalam tajuk “magang”. Sehubungan dengan Bung Andin dan Bung Julius adalah praktisi sukses di bidang kuliner, penulis coba menjembatani kemungkinan perkenan mereka melibat aktif  mensukseskan program visoner ini. Apalagi mereka juga merupakan alumnus dari kampus ini.  

Secara prinsip, mereka  antusiasis dan siap untuk mendukung. Apalagi, mereka juga sudah menerapkan program senada pada usaha-usaha yang tengah ditekuni saat ini. Dalam judul magang, mereka membina para mahasiswa/i tentang bagaimana pengelolaan usaha yang baik. Mereka memberi kesempatan kepada mahasiswa/i yang memiliki kesadaran untuk meningkatkan kapasitas diri baik dalam hal pengembangan managerial skill, leadership dan juga entrepreneurship.

Tengah asik mendiskusikan tentang magang, seketika Bung Andin mengingat satu momen saat menjadi salah satu narasumber di  event pendidikan & pelatihan koperasi mahasiswatingkat  nasional yang dilaksanakan oleh salah satu Kopma di kota Purwokerto beberapa bulan lalu. Beliau merasa ada tingkat  animo dan spirit juang yang sangat berbeda dibanding saat beliau masih menjadi aktivis kampus. “saya tak melihat lagi ke-kritisan berfikir dari para aktivis dalam memandang atau  merespon sesuatu. Saya tak mendapati lagi bara semangat untuk memperdebatkan satu wacana atau perspektif .  Mungkin hidup nyaman dimana semua serba ada telah meninabobokkan sehingga daya juang hidup mereka menjadi rendah. Saya merasa lebih tepat dikatakan ber-khutbah ketimbang mendiskusikan wirausaha saat berada dihadapan para aktivis kopma peserta pelatihan itu”, ungkap beliau penuh keprihatinan.

Selaku insan yang sangat dekat dengan gerakan kopma di tanah air, ada perasaan shock seketika walau coba tak tutupin. Namun, kesimpulan kritis Bung Andin nancep begitu dalam. “apa yang telah salah di lingkar gerakan kopma tanah air?”, tanya besar ini memenuhi fikiranku disepanjang jalan menuju pulang ke rumah. “penilaian beliau tentang kopma saat ini seperti ada benarnya”, simpulku sambil mem-parkir kendaraan dan kemudian masuk rumah untuk menjalankan peran sebagai suami dan ayah bagi ketiga lelakiku yang tengah siap-siap menunaikan ibadah maghrib.

Hingga usai menunaikan Isya berjama’ah di mushola dekat rumah, kesimpulan Bung Andin masih terus mengiang di fikiranku. Keresahan yang amat sangat memenuhi perasaanku, sebab hal ini tentang keberlanjutan perwajahan koperasi tanah air di mendatang. Ku coba mencoba mengikisnya dengan membiarkan jemariku menari di papan keyboard laptop. “Sebagai senior dan juga jebolan Kopmakeresahan ini wajib disuarakan kepada para aktivis kopma di tanah air dan kemudian mendorongnya sebagai bahan kontemplasi dan diskusi sehingga terlahir spirit pembenahan secara revolusioner”, fikirku sambil menyelesaikan tulisan ini  .

Akupun jadi teringat dengan perbincangan santai beberapa hari lalu  dengan beberapa aktivis kopma yang tengah mengikuti agenda start up coop camp yang di inisiasi oleh Om Firdaus Putra Sang  Chairman of ICCI (International Consortium Cooperative Innovation) dan InnoCircle dibawah pimpinan Sang CEO Anis Sa’adah di kota kelahiran koperasi, Purwokerto.  Dalam perbincangan itu tersepakati  perlunya kopma melakukan reposisi mindset mengingat dinamika dan kemajuan teknologi yang sudah memasuki era-Industri 4.0.  Disamping itu, perlu re-orientasi agar kopma lebih relevan dengan kekinian hidup angotanya yang notabene  generasi milenial. Jika kopma-kopma  tetap mempertahankan model pendekatannnya seperti saat ini, maka lambat laun kopma akan ditinggalkan para anggotanya. Jika pembiaran terus dilakukan, maka kopma akan punah dan atau menjadi barang langka.

Semoga saja tulisan ringan ini menjadi inspirasi lompatan gairah para aktivis kopma untuk segera melakukan reposisi mindset para aktivisnya, re-orientasi model pengembangannya dan me-reformula pola pendekatannya.

Purwokerto, 11 Februari 2019
Terima Kasih Bung Andin dan Bung Julius
yang telah meng-inspirasi....

Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved