Rabu, 08 Oktober 2014

OLEH2 DARI BEDAH BUKU "KOPERASIPRENEUR"



Agenda bedah buku dilaksanakan oleh  Kopma UIN Syarif Hidayatullah,Jakarta
  
Beberapa tahun lalu, seorang sahabat bernama Ariaji HS mengajukan satu pertanyaan  bagaimana koperasi memberi ruang bagi private sector anggotanya?. Pertanyaan ini cukup mengagetkan dan membuat saya berfikir panjang untuk menjawabnya. Pertanyaan ini bisa jadi juga mewakili banyak masyarakat sehingga mereka menjadi kurang antusias terhadap koperasi.



Pertanyaan sahabat satu ini teringat kembali saat penulis menjadi peresensi dalam agenda Buku “koperasipreneur” dimana
secara kebetulan penulisnya adalah seorang sahabat dan juga bahkan sudah seperti saudara sendiri, yaitu Mas Larto. Pertanyaan ini mengingatkan perlunya penegasan 2 (dua) orientasi dalam pengembangan sebuah koperasi, yaitu ; (i) agenda yang mungkin dikerjakan
koperasi atas dasar kesamaan kepentingan anggota dan; (ii) agenda yang membuka peluang koperasi mendukung pengembangan ragam potensi yang melekat pada diri anggota. Sebagai contoh untuk agenda (i): ketika mayoritas anggota memiliki sepeda motor dan pasti memerlukan perawatan dan penggantian onderdil, maka atas dasar ini koperasi bisa menyelenggarakan unit layanan bengkel.  Contoh untuk agenda (ii) : ketika anggota memiliki potensi yang mungkin dikembangkan, bisa saja koperasi menyelenggarakan asistensi manajemen, market dan bahkan permodalan yang dikemas dalam formula kemitraan yang saling menguntungkan. Artinya, peluang koperasi melakukan B to B (baca : business to business) dengan anggotanya sangat dimungkinkan.



Langkah ini kemudian menjadi bagian dari penegasan bahwa Koperasi adalah lembaga yang memberdayakan potensi anggota. Dengan demikian, terkampanyekannya peluang pengembangan "private sector" akan mampu meningkatkan apresiasi dan keinginan masyarakat untuk menjadi bagian dari koperasi. Satu hal yang menjadi catatan,   dalam konsep nilai-nilai koperasi ada kalimat "menolong diri sendiri". Artinya, dalam wadah kebersamaan dalam koperasi yang dibentuk oleh pribadi-pribadi ramah terhadap penyelesaian persoalan-persoalan yang mengganjal produktivitas/kewirausahaan yang dikelola oleh anggota secara pribadi. Dalam presentasinya seputar buku koperasipreneur, Mas Larto juga menegaskan perlu pengembangan kreativitas yang tidak terbatas dalam menumbuhkembangkan wirausaha di kalangan anggota. Langkah ini juga menjadi kontribusi koperasi secara kelembagaan dalam mencetak wirausahawan-wirausahawan handal di negeri ini yang memang memerlukan pertumbuhan.         

Oleh karena itu, dalam konteks pengembangan talenta wirausaha pada anggotanya,  mengkampanyekan istilah koperasipreneur  sangat efektif dalam membangun perluasan pemahaman masyarakat terhadap koperasi yang tidak hanya berpeluang menyelenggarakan agenda berbasis kesamaan kebutuhan, tetap juga berpeluang menjadi intitusi pendukung bagi talenta anggota secara pribadi.



Disamping itu, peresensi juga memberikan beberpa catatan penting atas kehadiran buku koperasipreneur ini, yaitu:  

1.      Kelahiran buku ini menambah pustaka koperasi di negeri ini. Apalagi Istilah “koperasipreneur” tergolong baru namun jauh dari kesan kaku  dan formal  yang banyak ditemukan pada buku-buku koperasi. Sehingga, packaging istilah Koperasipreneur  menjadi sesuatu yang menarik untuk disimak.

2.      Penggunaan tagline “Pengusaha anti bangkrut” mengandung nilai  pesan bahwa matinya koperasi hanya terjadi bila anggotanya mengalami kematian loyalitas dan meninggalkan barisan kebersamaan. Hal ini biasanya diawali kematian "trust" antara satu anggota dengan anggota lainnya.

3.      Fakta lapangan menunjukkan bahwa koperasi2 di Indonesia belum banyak yang bisa berkembang, sehingga "gagasan koperasipreneur" diharapkan mampu mengakselerasi perubahan paradigma dan sekaligus mendorong pertumbuhan koperasi di Indonesia, baik secara kuantitas maupun kualitas. 
Sampai detik ini, pewarta berita lebih tertarik mengabarkan berita-berita miring atau kejadian-kejadian buruk tentang koperasi ketimbang capaian-capaian positif. Oleh karena itu, beberapa kisah koperasi sukses yang diangkat dalam buku ini mampu melahirkan inspirasi  bagi koperasi-koperasi  lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.