A. Prolog
Investasi sesungguhnya bukan
saja persoalan teralokasikannya sumber daya ekonomi untuk men-drive satu
potensi usaha, tetapi investasi juga memiliki hubungan erat dengan persoalan
sosial dan budaya. Implikasi yang luas menjadikan tema ini perlu menjadi
perhatian cermat segenap stake holder sehingga kehadiran sebuah investasi akan
bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat baik secara ekonomi, juga
secara sosial dan budaya.
B. Processing FGD
FGD ini diselenggarakan di 2
(dua) tempat, yaitu Kecamatan Ajibarang
dan Kecamatan Sumpiuh. Pemilihan lokasi ini mengingat dua kecamatan ini
adalah bagian dari obyek penelitian disamping obyek lainnya seperti rawalo dan
wangon.
B.1.
Processing FGD Sesi 01 : di Kecamatan Ajibarang
Bertempat di rumah makan
Selera Roso depan pom bensin ajibaran, FGD malam ini tergelar jam 19.00 Wib
sampai dengan Jam 22.30 an. FGD diawali dengan pembukaan dari koordinator Tim
peneliti (cq.Bu Tunjung Linggarwati) yang sehari-harinya menjabat sebagai Ketua
Jurusan HI (Hubungan Internasional) Fisip Unsoed. Dalam sambutannya beliau
menekankan bahwa FGD kali ini merupakan tindaklanjut dari penelitian tentang “membangun
masyarakat ramah investasi” di lingkungan Kab. Banyumas. Namun, kalau
FGD pertama fokus pada mempresentasikan hasil penelitian, FGD kali ini fokus
pada pencarian model yang efektif sehingga terbangunnya masyarakat ramah
investasi bisa mewujud. Beliau juga mengkaitkan dengan akan diberlakukan MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN) mulai Januari 2015. Kemudian, acara dilanjutkan
dengan presentasi Ketua tim peneliti Riset Unggulan, Bu Renny Miryanti. Dalam
presentasinya beliau menekankan ada 4 (empat) unsur yang berpengaruh, yaitu :
(i) kaum akademisi; (ii) pengusaha; (iii) pemerintah dan; (iv) masyarakat, yang
secara singkat sinergitas diantara 4 (empat) pihak tersebut digambarkan dalam tabel
berikut ini :
No
|
Unsur
|
Aksi
|
Output
|
1
|
Akademisi
|
Penelitian
|
Data potensi investasi
|
2
|
Pengusaha
|
Entrepreneurship/mentalitas
yang mewujud dalam usaha
|
1.
Open minded
2.
manajemen profesional
|
3
|
Pemerintah
|
Infrastruktur dan kebijakan
|
Fasilitas, kemudahan, insentif,
prosedur yang simpel dan modal
|
4
|
Masyarakat
|
Penguasaan teknologi
|
1.
Akses pasar
2.
Mengetahui kebutuhan konsumen
|
Berkaitan dengan pemberlakuan
MEA, Bu Renny juga menyitir pendapat salah seorang profesor dari Korea yang
menyatakan “ Pemberlakuan ASEANEconomic Community’ tidak hanya akan melahirkan
persaingan antar negara, tetapi juga antar kabupaten dan juga propinsi)”. Statemen ini menekankan bahwa
iklim persaingan semakin sengit diantara para pelaku usaha.
Dari sesi diskusi terungkap
kekhawatiran, ketidakpercaya diri dan pesimisme masyarakat terhadap kemampuan
untuk bisa bertahan dan apalagi mengembangkan usahanya kala MEA benar-benar
diberlakukan. Atas kondisi ini, nara sumber dari Kadin Kab. Banyumas mencoba
menyemangati agar MEA dipersepsikan sebagai peluang dan penuh semangat. Untuk
itu, disemangati untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri, pengelolaan
usaha, kapasitas usaha dan perluasan networking.
Setelah diskusi panjang
berlangsung dan dirasa cukup oleh segenap peserta, kemudian FGD di sudahi jam
22.30 Wib.
B.2.
Processing FGD Sesi 02 : di Kecamatan Sumpiuh
Berbeda dengan malam
sebelumnya, kali ini FGD dilaksanakan siang menjelang sore hari dengan
mengambil tempat di Aula Kantor Kec. Sumpiuh. Suasananya juga sangat berbeda. Begitu
turun dari kendaraan, penulis, yang kebetulan
menjadi salah satu nara sumber, disambut oleh staff dan langsung mempersilahkan
duduk. Saat bersamaan, tersaji pula aksi menghibur Sang Bapak Camat yang tengah
asik melantunkan lagu yang di iringi dengan musik keyboard yang dioperasikan
beliau sendiri. Ternyata Pak Camat satu ini cukup lihai memainkan alat musik
satu ini dan
suaranya juga cukup merdu. Pak Camat ini memang di kenal luas memiliki sifat yang ramah dan juga idealis. Setidaknya, hal ini terlihat dari cara beliau menata staff di lingkungannya dalam melayani. tata layout aula kecamatan juga dibuat minimalis dan melahirkan kesan kuat tentang sebuah modernisasi. Demikian juga gedung-gedung disekitarnya terkesan bersih dan penuh perawatan. Keramahan cara menyambut, kehangatan suasana peserta yang juga mengikuti alunan setiap lagu yang dibawakan Pak Camat menggambarkan keguyuban luar biasa. Hal ini tampaknya merefresentasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Kecamatan Sumpiuh memang paling siap dan ramah terhadap investasi dibanding kecamatan-kecamatan lain yang menjadi obyek investasi.
suaranya juga cukup merdu. Pak Camat ini memang di kenal luas memiliki sifat yang ramah dan juga idealis. Setidaknya, hal ini terlihat dari cara beliau menata staff di lingkungannya dalam melayani. tata layout aula kecamatan juga dibuat minimalis dan melahirkan kesan kuat tentang sebuah modernisasi. Demikian juga gedung-gedung disekitarnya terkesan bersih dan penuh perawatan. Keramahan cara menyambut, kehangatan suasana peserta yang juga mengikuti alunan setiap lagu yang dibawakan Pak Camat menggambarkan keguyuban luar biasa. Hal ini tampaknya merefresentasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah Kecamatan Sumpiuh memang paling siap dan ramah terhadap investasi dibanding kecamatan-kecamatan lain yang menjadi obyek investasi.

Respon dari masyarakat peserta
FGD kali ini cukup menggembirakan. Optimisme terpancar dari wajah-wajah mereka.
Hal ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh segenap peserta
FGD.
C. Materi Kadin Banyumas
MENUMBUHKEMBANGKAN INVESTASI
dan MENYONGSONG PEMBERLAKUAN MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
A. Pendahuluan
Sebagai satu catatan penting,
sebentar lagi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan diberlakukan. Artinya, arus
barang/jasa, SDM, investasi akan menjadi bebas di kawasan ASEAN. Hal ini bisa
bermakna peluang dan juga bisa bermakna sebagai ancaman. Pada konteks pembacaan
hal ini sebagai peluang, akan terbuka lebar bagi pelaku usaha Indonesia
meng-ekspansi (memperluas) usaha yang dijalankan, sebab pasar kita terbuka dan
hampir tanpa
hambatan. Dengan demikian, MEA ini berpotensi meningkatkan kapasitas produksi sebab wilayah penyerapan market meluas. Demikian juga dalam konteks investasi, pemberlakuan MEA akan mempermudah para pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi dengan mendirikan dan menjalankan usaha di negara-negara ASEAN. Namun demikian, hal ini menjadi ancaman serius, bila kemudian para pelaku usaha lokal tidak siap bersaing dengan produk-produk sejenis yang datang dari luar. Kalau hal ini yang terjadi, bukan tidak mungkin kalau kemudian perusahaan-perusahaan lokal akan mengalami gulung tikar dan hal ini bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Namun demikian, pengangguran juga bisa ditekan bilamana kemudian investasi-investasi negara lain juga berdiri di negeri ini. Akan tetapi, apa indahnya menjadi buruh di negeri sendiri?.
hambatan. Dengan demikian, MEA ini berpotensi meningkatkan kapasitas produksi sebab wilayah penyerapan market meluas. Demikian juga dalam konteks investasi, pemberlakuan MEA akan mempermudah para pelaku usaha Indonesia untuk berinvestasi dengan mendirikan dan menjalankan usaha di negara-negara ASEAN. Namun demikian, hal ini menjadi ancaman serius, bila kemudian para pelaku usaha lokal tidak siap bersaing dengan produk-produk sejenis yang datang dari luar. Kalau hal ini yang terjadi, bukan tidak mungkin kalau kemudian perusahaan-perusahaan lokal akan mengalami gulung tikar dan hal ini bisa berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Namun demikian, pengangguran juga bisa ditekan bilamana kemudian investasi-investasi negara lain juga berdiri di negeri ini. Akan tetapi, apa indahnya menjadi buruh di negeri sendiri?.
Fakta menunjukkan bahwa MEA
akan diberlakukan pada tahun 2015. Artinya, dalam waktu yang dekat apa yang
disebut free trade area (area perdagangan bebas) untuk kawasan ASEAN itu
benar-benar terjadi. Banyak pihak yang menilai bahwa Indonesia sesungguhnya
masih jauh dari siap, walau sebagian kecil yang lain memiliki optimisme kalau
Indonesia benar-benar siap. Namun demikian, apapun yang kemudian terjadi,
perjalanan waktu menunjukkan keinginan untuk tetap hidup dan ancaman kuat
sering menjadi lipatan energi untuk maju. Artinya, lompatan capaian bisa lahir
dari kuatnya keterhimpitan. Hal ini bisa difahami dari perspektif semangat yang
selalu berfikir optimis dan siap dengan segala situasi.
Dalam tinjauan domestik,
pemberlakuan MEA sesungguhnya tidak hanya menjadi persoalan ekonomi saja,
tetapi juga berkaitan dengan persoalan lainnya seperti persoalan sosial dan
budaya. Oleh karena itu, perlu persiapan komprehensif dari segenap stake holder,
sehingga kehadiran MEA berimplikasi positif bagi kehidupan masyarakat Banyumas.
Untuk itu, kemitraan strategis antara Pemerintah, Dunia Usaha/Dunia Industri
dan Pihak Universitas sangat diperlukan guna terbentuknya lompatan kesiapan
untuk menghadapi MEA.
B. Peta
Potensi dan Keberpihakan Pemerintah Daerah Sebagai Stimulan
Investasi.
Oleh karena itu, sebagai
bagian dari upaya merangsang laju investasi, perlu disusun satu peta
komprehensif yang memaparkan tentang peta potensi, daya dukung masyarakat dan
juga ragam keberpihakan pemerintah dalam bentuk regulasi dan pelayanan yang
nyaman. Ketika Hal-hal tersebut dikemas dalam fomat yang marketable, maka hal ini
akan mengundang perhatian dan minat yang lebih untuk berinvestasi. Mungkin
sebagian dari hal-hal yang disebutkan diatas sudah tersedia, tetapi packagingnya
perlu di kemas dalam format yang lebih inovatif. Dengan demikian, persepsi
Banyumas sebagai daerah yang ramah investasi lebih tertegaskan.
Inovasi dalam mencitrakan
Banyumas sebagai daerah yang nyaman untuk investasi perlu terus dilakukan
sehingga mampu meningkatkan kepercayaan investor dan kemudian menjadikan
Banyumas sebagai idola untuk berinvestasi, bila hal ini terwujud, maka akan
lahir multiplier efek yang meningkatkan
kualitas perekonomian masyarakat Banyumas. Namun demikian, implikasi - implikasi
negatif dari sebuah investasi juga perlu diperhatikan mengingat bahwa investasi
juga memiliki relevansi dengan perubahan karakter sosial dan budaya masyarakat.
Oleh karena itu, ekses negatif dari investasi juga perlu diminimalisir sedini
mungkin.
C. Ego Kewilayahan Yang Produktif
Perasaan tidak ingin dijadikan buruh dinegeri sendiri dan tidak ingin hanya sebatas objek MEA, layak dijadikan penyemangat untuk memantik
kreativitas anak negeri. Harga diri dari sebuah bangsa harus efektif menjadi
inspirasi untuk meningkatkan kapasitas diri dan juga kapasitas usaha. Berbenah
harus dilakukan dengan cara cerdas sehingga usaha yang dijalankan bisa menjadi
tuan rumah di negeri sendiri dan bahkan juga berpengaruh penting di negara
lain, khususnya kawasan ASEAN.
Hal ini memang tentang sebuah
pertaruhan dan keadaan hanya menawarkan pilihan menjadi obyek atau menjadi
subyek. Berharap pada sentimentil kewilayahan (perasaan sebagai satu
bangsa dan tanah air) untuk menjaga loyalitas konsumen tidaklah efektif dalam
jangka panjang. Perasaan itu akan tergerus oleh persoalan harga yang lebih
murah, produk yang lebih bagus, pelayanan yang lebih prima, kemanfaatan yang
lebih luas dan lain sebagainya. Artinya, rasionalitas untuk mengkonsumsi sebuah
produk harus melekat pada produk-poduk yang dihasilkan. Oleh karena itu,
peningkatan IPTEK harus dilakukan sehingga memiliki kemampuan bersaing secara
terbuka dan fair. Berharap proteksi dari pemerintah sudah tidak zamannya lagi.
Sekarang zamannya yang unggul yang akan tetap eksis. Kalau kemudian
pemberlakuan MEA berakibat pada terdorongnya menjadi obyek, maka hal ini harus
diakui secara terbuka bahwa mereka lebih baik.
Sekilas hal ini tampak kejam,
tetapi hal ini sesungguhnya fair (baca: adil) sebab kemampuan untuk unggul juga
tidak terbentuk seketika, tetapi melalui serangkaian proses panjang dan
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, adalah sebuah hal logis
kalau mereka yang sudah melakukan investasi jangka panjang dengan mengorbankan
banyak hal memiliki ruang yang lebih luas untuk berbuat.
Oleh karena itu, tidak ada
kata terlambat dan kesiapan diri harus dilakukan di sisa waktu yang tersisa.
Hal ini tidak hanya pada insan-insan pengusaha tetapi juga insan-insan yang
berprofesi atau bercita-cita jadi karyawan. Pemberlakukan MEA juga menyebabkan
terbukanya peluang lebar SDM-SDM luar untuk bekerja di Indonesia disamping
SDM-SDM Indonesia pun memiliki peluang yang sama untuk berkerja di luar. Namun
demikian, kalau SDM-SDM pencari kerja Indonesia tidak memiliki kualitas dan
kalah bersaing dengan mereka, maka peluang untuk bekerja di negeri sendiri
maupun di negara lain akan menyempit dengan sendirinya. Tentu hal ini tidak diinginkan siapapun. Atas
dasar ini pula peningkatan kapasitas diri menjadi satu tuntutan keadaan.
D. Memperkuat
Diri Melalui Organisasi Pengusaha
Organisasi-organisasi
pengusaha sesungguhnya memiliki peran strategis dalam menumbuhkembangkan laju
investasi dan juga kesiapan pelaku usaha itu sendiri dalam menghadapi MEA. Organisasi
pengusaha apapun itu, baik yang bersifat spesifik berbasis kesamaan jenis usaha
maupun bersifat umum, merupakan simpul komunikasi yang cukup baik untuk
membangun silaturrahmi dan sekaligus berjejaring. Lewat organisasi bisa
dilakukan peningkatan kapasitas diri khususnya dalam pengelolaan usaha, baik
melalui komunikasi yang intensif maupun lewat penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan. Lewat organisasi juga sangat
dimungkinkan bertukar informasi dan sekaligus menjajaki potensi kemitraan.
Untuk itu, perlu dibangun kesadaran berorganisasi dilingkungan pelaku ekonomi
di lingkungan Kabupaten Banyumas. Segenap pelaku usaha perlu diyakinkan bahwa
ada relevansi yang kuat antara organisasi dan akselerasi (percepatan)
pertumbuhan dan perkembangan usaha.
Pemerintah memiliki peluang
besar untuk mendorong terbangunnya kesadaran para pelaku usaha untuk
berorganisasi. Hal ini mengingat bahwa para pengusaha hampir bisa dipastikan
berinteraksi dengan pihak pemerintah, baik kaitannya dengan persoalan legalitas
maupun persoalan retribusi dan pajak. Disamping itu, dengan kuatnya organisasi -
organisasi pelaku usaha akan mempermudah pemerintah dalam mensosialisasikan dan
atau mengedukasikan berbagai informasi dan atau regulasi yang berkaitan
dengan dunia usaha dan dunia
industri.
E. Bergabung Sebagai Cara Memperkuat Kapasitas
Usaha dan Kemampuan
Dalam Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya.
Dalam era kekinian dunia
usaha, para pelaku usaha cenderung menekan persaingan dengan cara kemitraan
mutualisme (saling menguntungkan). Alasannya sederhana, ketimbang energi habis
untuk saling mengalahkan, lebih baik bermitra dan memperkuat diri sehingga
lebih kokoh dan berpengharapan jangka panjang lebih baik. Hal ini layak menjadi
inspirasi bagi para pelaku UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). Usaha-usaha
yang sejenis bisa bersatu sehingga lebih siap untuk menumbuhkembangkan
pelayanannya. Hal serupa juga bisa dilakukan antar pelaku UMKM yang saling
berhubungan, seperti kemitraan antara pemasok bahan baku, produksi dan
perdagangan. Dengan demikian, akan tercipta efisiensi dan juga peningkatan
produktivitas dari usaha tersebut. Langkah semacam ini juga akan meingkatkan
kesiapan UMKM dalam menghadapi gempuran dari pelaku-pelaku ekonomi pada lini
usaha yang sama. Satu hal lagi, melalui kemitraan akan terbentuk lompatan skala
usaha sehingga lebih memungkinkan para UMKM melibatkan IPTEK dalam menata
pertahanan dan juga menciptakan keunggulannya.
Pola kemitraan juga bisa
dilakukan dalam hal mengoptimalkan potensi sumber daya yang besar dan sudah
terdeteksi secara valid. Artinya, sistem gotong royong akan membentuk kekuatan
permodalan sehingga lebih memungkinkan untuk menggarap usaha yang berskala
besar. Dengan pendekatan ini, maka akan sangat dimungkinkan berperannya para
pelaku usaha lokal dalam mengoptimalkan ragam potensi yang ada di daerahnya
masing-masing. Satu hal yang menjadi catatan, investasi besar yang ada di
lingkungan Banyumas cenderung sepi dari
peran pelaku usaha lokal. Para pelaku bisnis daerah lain ternyata lebih agresif
melihat Banyumas sebagai tempat strategis untuk menyelenggarakan investasi. Ini
persoalan serius dan para pelaku usaha di Kabupaten Banyumas harus merubah
mind-set nya dalam menumbuhkembangkan usaha yang dijalankan. “Saling
percaya dan saling memperkuat” harus menjadi bagian dari bahan kampanye
untuk mengakselerasi kesiapan dunia usaha dan dunia Industri dalam menyongsong
pemberlakuan MEA. Kemitraan strategis dan bersifat jangka panjang (long
term agreement) harus dijadikan
model untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Untuk tujuan itu, pemerintah
sangat bisa memainkan peran strategis dalam terwujudnya kemitraan-kemitraan
strategis antar pengusaha di lingkungan Kab. Banyumas. Disamping memediasi,
pemerintah juga bisa bergandengan erat dengan organisasi-organisasi pelaku
usaha dan juga mengkomunikasikan dengan
pihak perbankan agar terbentuk kesamaan persepsi atas muasal keterlahiran
gagasan semacam ini. Disamping perbankan juga adalah bagian dari pelaku
ekonomi, keterlibatan pihak perbankan juga diperlukan mengingat bank berposisi
sebagai variabel penting dalam urusan investasi.
Terbentuknya suasana
kebathinan kolektif dari segenap pemangku kepentingan akan membuat gagasan ini
bisa mewujud dan pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berpeluang untuk berkembang
berikut multiplier effect yang akan ditimbulkannya.
F. Penutup
Pemberlakuan MEA adalah sebuah
kepastian dan kesiapan adalah sebuah kebutuhan. Oleh karena itu, idealnya MEA
dipandang sebagai sebuah peluang dan bukan
ancaman sehingga melahirkan semangat dalam merubah mindset dan sekaligus berbenah meningkatkan kapasitas diri dan pengelolan usaha. Semangat kebangsaan lebih
tepat diintrepretasikan dalam bentuk mengambil inisiatif mengembangkan ragam
investasi, baik berbasis potensi sumber daya dan pelayanan market lokal, maupun
berupa ekspansi usaha ke negara lain, khususnya negara-negara ASEAN. Kemitraan
strategis antara pemerintah, dunia usaha/dunia industri dan pihak universitas
sangat diperlukan guna ketersusunan pola efektif dalam menumbuhkembangkan
budaya investasi dan juga kesiapan menghadapi pemberlakuan MEA.
Demikian pemikiran sederhana
ini dituliskan sebagai stimulan penyemangat dan sekaligus memantik ragam
gagasan brilian dalam sesi FGD (Focus Group Discussion) seputar menumbuhkan budaya investasi. Semoga menginspirasi.. Amin.!!!!
lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
.