Dipintu masuk TPS terlihat beberapa pemilih berhenti sejenak untuk melihat
calon-calon wakil rakyat. Beberapa langsung mencari nama yang mungkin akan
dipilihnya dan beberapa yang lain mengekspresikan ketidaktahuannya tentang
nama-nama yang terpampang. Untungnya, tak ada suara bernada provokasi untuk
calon tertentu, sehingga kebingungan itu terbiarkan menemukan jalannya sendiri.
Satu persatu dipersilahkan masuk kotak pencoblosan secara bergantian.
Sesekali pemilih yang sedang antri menunggu giliran nyeletuk tentang
kebingungannya untuk menetapkan pilihan. Semoga saja mereka tidak menjadi
golput aktif, dimana datang ke TPS tetapi tak memilih satu pun dari calon yang
disuguhkan. Semoga juga mereka tergiring untuk pada nama yang tepat menurut
Tuhan, sebab dipastikan mereka adalah pemilih yang tidak punya pilihan.
Wahai hari esok yang tidak terdefenisi, kutitipkan warna bangsa ini pada
kalian walau rasa takut memilih tetap mengiringi saat tangan ini menusuk nama-nama
kalian. Semua orang berharap untuk keadaan yang lebih baik, namun setelah
mereka memilih, posisi mereka hanya bisa berharap bahwa kalian adalah orang
yang tepat mewarnai arah pembangunan bangsa ini. Masyarakat sudah lelah dengan
tontonan sirkus politik, masyarakat sudah jengah dengan sandiwara politik yang
berujung kepentingan sempit golongan dan masyarakat dah jengah menyaksikan perdebatan
yang jauh dari cerdas.
Wahai para orang terpilih, mungkin sebagian besar mereka memilih karena
janjimu seputar perubahan, jadikanlah keterpilihanmu sebagai momen perluasan
menciptakan jejak kebaikan dan bukan membentuk kesempatan-kesempatan yang
sebenarnya tak boleh engkau manfaatkan. Negeri ini memerlukan ketulusan dalam
pengelolaan agar berita penyimpangan berkurang dan masyarakat bisa tidur
nyenyak dengan penuh keyakinan bahwa kalian serius memikirkan nasib mereka. Janganlah
keterpilihanmu mendatangkan penyesalan bagi pemilihmu di mendatang, sebab itu bermakna
do’a bagi kegagalanmu dalam mengemban amanah.
Wahai orang yang tidak terpilih, berbuat baik tidak hanya bila terdefenisi
dan wujudkan kebaikan-kebaikan yang pernah engkau ucapkan dengan kesadaran
penuh dan keinginan kuat terdefenisi dalam daftar penghuni sorga. Kalau engkau
berhenti dan berbalik arah, hal itu menandaskan kemiskinan moral juangmu dan
kesempitan bijak bathinmu untuk berbuat bagi banyak orang.
Wahai pemilih...engkau telah berketetapan dan saatnya mengikhlaskan apapun
hasil akhirnya. Engkau telah menunjukkan komitmen mu dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Selanjutnya, tugas mu hanya menunggu dinamika apa yang akan
berlangsung dan mengingatkan wakil rakyat bila mereka lali dengan apa yang
mereka pernah janjikan.
Semoga pemilu ini akan melahirkan wakil-wakil berkualitas yang akan membawa negeri ini menjadi makmur
dan sejahtera. Semoga Allah SWT senantiasa memberi rahmat dan hidayah dalam putaran
roda berbangsa dan bernegara di Indonesia ini. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
.