FGD (Focus Group Discussion) TAHAP 02
HASIL PENELITIAN
“MEMBANGUN MASYARAKAT RAMAH
INVESTTASI”
B. Waktu :
15 Nop 2013, Jam 14.00 sd 16.30
C. Peserta
:
1. Peneliti : Bu Renny Miryanti, S.IP., M.Si
dan Bu Tunjung (Prodi HI,
dan Bu Tunjung (Prodi HI,
Fisip, Unsoed)
2. Pemerintah : Pak Tasroh (Badan Penanaman
Modal dan Pelayanan Perizinan
Modal dan Pelayanan Perizinan
(BPMPP) Kab. Banyumas
3. Kadinda : Bapak M.arsad D (Kadin
Banyumas)
Banyumas)
4. Para pelaku
usaha
5. Pemerintah Desa
dan Kecamatan
6. Pihak Keamanan
7. Perwakilan
responden
D. Presentasi Peneliti :
Total area Penelitian : Ajibarang, Wangon, Sumpiuh dan
Tambak
Hasil Penelitian untuk Area Kec. Sumpiuh dan Kec. Tambak
terdeskripsi dalam resume sebagai berikut :
2. Sosial, politik, budaya keamanan dan hukum mendukung terciptanya masyarakat
ramah investasi
3. Potensi ekonomi juga mendukung ramah investasi.
4. Ketenagakerjaan juga sangat mendukung, karena banyak tenaga kerja trampil.
Hal ini didukung oleh banyaknya sekolah SMK.
5. 90% Responden menilai penanaman modal asing juga berpengaruh terhadap
peningkatan kesejahteraan ekonomi.
6. 90% Masyarakat memiliki percaya diri dalam menghadapi AEC (Asean
Economic Community).
Kesimpulan :
masyarakat Kec. Sumpiuh dan Kec. Tambak sangat siap
menerima kedatangan investor di wilayahnya.
E. Presentasi BPMPP :
- Sangat apresiate dengan penelitian ini dan sangat bermanfaat bagi penggalian daya dukung untuk menumbuhkembangkan investasi di lingkungan Kab. Banyumas.
- Hasil survey rutin yang dilakukan internal BPMPP menyebutkan bahwa :
·
pelayanan investasi
menunjukkan bahwa sebagian besar
masyarakat merasa puas.
·
Sebagian besar Investor
mengatakan kurang puas kaitannya dengan kepastian dan ketersediaan lahan
investasi.
- Pengembangan investasi memerlukan daya dukung publik, sehingga hal ini menaikkan gairah para investor untuk menanamkan modalnya di lingkungan Kab. Banyumas.
- investasi sangat yang diharapkan hadir di wilah Kab. Banyumas adalah manufacture yang padat modal, padat karya dan padat teknologi. Dengan demikian, keterserapan tenaga kerja akan mengurangi angka pengangguran.
- Sebagian pelaku ekonomi lokal masih sangat terbatas dalam mengelola potensi yang ada, sehingga produk2 nya belum memiliki nilai jual dan daya saing yang tinggi. Upaya-upaya pengembangan kreatif perlu di dorong guna untuk meningkatkan nilai tambah, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan nilai ekonomisnya.
- Dari 22 jenis perizinan yang ada, sebagian besar sudah di gratiskan kecuali untuk 4 (empat) jenis perizinan : IMB, HO, Izin pemakaian lahan pemda, izin jual beli miras. Namun demikian, kesadaran pelaku usaha dalam melengkapi perizinannnya masih tergolong rendah. Pemerintah terus men-sosialisasikan dan memotivasi para pelaku usaha untuk segera melengkapi perizinan usaha yang dijalankan. Kesadaran mengurus ijin usaha dan berbagai perizinan yang dilakukan, tidak hanya menyelamatkan masa depan usaha para pengusaha sendiri tetapi juga bersama pemerintah dan masyarakat menumbuhkembangkan investasi yang ramah bagi semuanya.
F. Presentasi
Kadin :
- AEC Adalah sesuatu yang tidak mungkin di tolak dan akan berlangsung sejak mulai tahun 2015, sehingga mau tidak mau segenap masyarakat dan pelaku ekonomi terkena imbasnya.
- Pilihan pensikapan hanya 2 (dua); (i) memainkan peran aktif dan atau; (ii) pasive dan membiarkan diri sebagai obyek dari AEC itu sendiri.
- Apresiasi terhadap penelitian yang dilaksanakan oleh Tim HI Unsoed, sebab informasi ini sangat bermanfaat bagi para investor dalam mengembangkan usahanya.
- Istilah Investasi sudah ramah di Banyumas, tetapi belum bisa di respon secara maksimal oleh pamain lokal. Investasi-investasi skala besar masih di dominasi oleh para pendatang, sehingga hal ini masih PR besar bagi segenap para pengusaha lokal dalam mengembangkan kapasitas pengelolaan bisnisnya.
- Pesoalan-persoalan di lingkungan pelaku usaha :
·
mindset mikro dan
operasionalisasi bisnis berlangsung alamiah.
·
teknologi yang masih sederhana.
·
Koneksitas Market Yang masih
sempit.
·
Organisasi2/asosiasi2
pengusaha yang masi belum optimal.
- Solusi :
·
Meningkatkan kapasitas
pengusaha, baik secara mandiri, melalui asosiasi-assoisasi yang dan atau kemitraan dengan pemerintah
melalaui ragam program diklat, workshop dan lain sebagainya..
·
Meningkatkan kualitas daya
dukung pemerintah ke arah support
yang edukatif sehingga membentuk kemandirian para pengusaha dalam arti
luas secara bertahap dan berkrsinambungan.
·
Meningkatkan kemitraan
mutualisme antar pelaku usaha, seperti pola bapak- angkat atau
membentuk konsorsium untuk mengembangkan manufacture
skala besar.
Posting Komentar
.