![]() |
Preskon HUT RCTI (Foto: Arif/Okezone) |
Puncak HUT RCTI Ke-24 menggelar satu agenda pegelaran musik eksklusif, dimana para jawara "X" Factor dari berbagai benua tampil dalam satu panggung. Ini merupakan penyatuan "X" Factor dan baru pertama kali dilakukan di tingkat dunia. Sebuah kehormatan Indonesia menjadi penyelenggaraan event special ini.
Satu persatu para jawara “X” Factor tampil menyajikan “keunikan” secara bergantian, mulai nyanyi sendiri maupun berkolaborasi. Fantastic....!!!!! Luar
biasa...mereka telah dititipin Tuhan bakat yang dimiliki hanya
sedikit orang. Mereka telah membuktikan layak menjadi
idola baru di
dunia industri musik. Semua tampil memukau dan bahkan tak terlihat
perbedaan kualitas
diantara para jawara tersebut. Semua tampil dengan ciri khasnya dan semakin enak di dengar karena lagu-lagu yangg dinyanyikan memang sangat tepat dengan karakter cocal dan bernyanyi masing-masing
jawara.
Momentum langka ini Tak hanya menghadirkan para jawara X Factor, tetapi juga meghadirkan para Juri
“X” Factor, yaitu Louis Walsh X Factor UK, Daniel Bedingfield X Factor New Zealand, Paula Abdul X Factor USA, serta Ahmad Dhani & Anggun C Sasmi yang menjadi Juri X Factor Indonesia.Nasionalisme mendorongku sangat ingin melihat bagaimana para dewan juri
memberi komentar, bagaimana mereka melihat dan mengapresiasi sebuah talenta, khususnya bagi penampilan fatin dan novita yang memang tampil luar biasa .
Ada yang terasa mengganggu dengan cara Anggun mengapreasiasi. Sepertinya Diva satu ini kurang pas dalam menyusun kalimat dan komentar. Anggun masih terkesan memberikan judgment pribadi seperti saat "X" Factor masih dalam sesi penilaian, sehingga lalai dalam menstimulan motivasi. Telihat jelas bagaimana Anggun masih menunjukkan suara pribadinya yang masih belum ikhlas kalau novita berposisi di runner-up dan fatin menjadi jawaranya.Tak ada yang meragukan kepiawaian anggun dalam melantunkan lagu, tetapi anggun trlalu menonjolkan sisi subyektif nya hingga lupa sedang memerankan diri sebagai mantan dewan juri yang dituntut lebih wise dan edukatif.
Apakah ini karena anggun masih punya defenisi sendiri tentang “X” Factor, ataukah Anggun sedang berpesan edukatif bagaimana seharusnya masyarakat dan para penikmat musik menetapkan “vote” nya.
Ada yang terasa mengganggu dengan cara Anggun mengapreasiasi. Sepertinya Diva satu ini kurang pas dalam menyusun kalimat dan komentar. Anggun masih terkesan memberikan judgment pribadi seperti saat "X" Factor masih dalam sesi penilaian, sehingga lalai dalam menstimulan motivasi. Telihat jelas bagaimana Anggun masih menunjukkan suara pribadinya yang masih belum ikhlas kalau novita berposisi di runner-up dan fatin menjadi jawaranya.Tak ada yang meragukan kepiawaian anggun dalam melantunkan lagu, tetapi anggun trlalu menonjolkan sisi subyektif nya hingga lupa sedang memerankan diri sebagai mantan dewan juri yang dituntut lebih wise dan edukatif.
Apakah ini karena anggun masih punya defenisi sendiri tentang “X” Factor, ataukah Anggun sedang berpesan edukatif bagaimana seharusnya masyarakat dan para penikmat musik menetapkan “vote” nya.
Berbeda dengan para juri luar negeri dari 4 (empat) benua. Aku tak melihat atau mendengar satu
pun kalimat bernada merendahkan atau demotivasi. Begitu tegas terlihat bagaimana
mereka menghormati bahwa yang tampil malam ini adalah para jawara mewakili suara mayoritas voter di negaranya masing-masing yang telah menempatkan mereka sebagai pemenang alias jawara. Artinya, vote telah usai dan
acara “X” Factor around the world” is just have a fun and not a
competetion session. Sungguh sangat menggugah, bagaimana para juri luar negeri fokus pada
apresiasi Factor “X” yang melekat dan dominan dalam diri setiap yang tampil. Begitu
pun saat para jawara lintas negara berkolaborasi di panggung, dewan juri luar negeri begitu
akomodatif dalam memberi komentar. Semua komentar bersifat
motivational dan mengisnpirasi lompatan semangat. Yang aku heran adalah mereka berasal dari luar Indonesia dan
bahkan terbiasa hidup di alam kapitalis yang cenderung individual, tetapi mereka begitu faham dan
berempati pada setiap orang yang berdiri diatas panggung. Hal ini terlihat betapa luar biasanya komentar-komentar yang mereka . Adakah ini sekedar
lebay para dewan juri, atau semua itu “tulus” dan telah membudaya pada kehidupan
pribadi mereka di keseharian. Yang
jelas, mereka telah mengajarkan kita semua bagaimana seharusnya “mengapresiasi
talenta orang lain” adalah hal penting dalam hidup...KAH?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
.