Sabtu, 24 Agustus 2013

“X” Factor Around The World



Preskon HUT RCTI (Foto: Arif/Okezone)
Puncak HUT RCTI Ke-24 menggelar satu agenda pegelaran musik eksklusif, dimana para jawara "X" Factor dari berbagai benua tampil dalam satu panggung. Ini merupakan penyatuan "X" Factor dan baru pertama kali dilakukan di tingkat dunia. Sebuah kehormatan Indonesia menjadi penyelenggaraan event special ini. 

Satu persatu para jawara “X” Factor tampil menyajikan “keunikan”  secara bergantian, mulai nyanyi sendiri maupun berkolaborasi. Fantastic....!!!!! Luar biasa...mereka telah dititipin Tuhan bakat yang dimiliki hanya sedikit orang. Mereka telah membuktikan layak menjadi idola baru di dunia industri musik. Semua tampil memukau dan bahkan tak terlihat perbedaan kualitas diantara para jawara tersebut. Semua tampil dengan ciri khasnya dan semakin enak di dengar karena lagu-lagu yangg dinyanyikan memang sangat tepat dengan karakter cocal dan bernyanyi masing-masing jawara.

Momentum langka ini Tak hanya menghadirkan para jawara X Factor, tetapi juga meghadirkan para Juri “X” Factor, yaitu Louis Walsh X Factor UK, Daniel Bedingfield X Factor New Zealand, Paula Abdul X Factor USA, serta Ahmad Dhani & Anggun C Sasmi yang menjadi Juri X Factor Indonesia.Nasionalisme mendorongku sangat ingin melihat bagaimana para dewan juri memberi komentar, bagaimana mereka melihat dan mengapresiasi sebuah talenta, khususnya bagi penampilan fatin dan novita yang memang tampil luar biasa . 

Ada yang terasa mengganggu dengan cara Anggun mengapreasiasi. Sepertinya Diva satu ini kurang pas dalam  menyusun kalimat dan komentar. Anggun masih terkesan memberikan judgment pribadi seperti saat "X" Factor masih dalam sesi penilaian, sehingga lalai dalam menstimulan  motivasi. Telihat jelas bagaimana Anggun masih menunjukkan suara pribadinya yang  masih belum ikhlas kalau novita berposisi di runner-up dan fatin menjadi jawaranya.Tak ada yang meragukan kepiawaian anggun dalam melantunkan lagu, tetapi anggun trlalu menonjolkan sisi subyektif nya hingga lupa sedang memerankan diri sebagai mantan dewan juri yang dituntut lebih wise dan edukatif.

Apakah ini karena anggun masih punya defenisi sendiri tentang “X” Factor, ataukah Anggun sedang berpesan edukatif bagaimana seharusnya masyarakat dan para penikmat musik menetapkan “vote” nya.

Berbeda dengan  para juri luar negeri dari 4 (empat) benua. Aku tak melihat atau mendengar satu pun kalimat bernada merendahkan atau demotivasi. Begitu tegas terlihat bagaimana mereka menghormati bahwa yang tampil malam ini adalah para jawara mewakili suara  mayoritas voter di negaranya masing-masing yang telah menempatkan mereka sebagai pemenang alias jawara. Artinya, vote telah usai dan acara “X” Factor around the world” is just have a fun  and not a competetion session. Sungguh sangat menggugah, bagaimana para juri luar negeri fokus pada apresiasi Factor “X” yang melekat dan dominan dalam diri setiap yang tampil. Begitu pun saat para jawara lintas negara berkolaborasi di panggung, dewan juri luar negeri begitu akomodatif dalam memberi komentar. Semua komentar bersifat motivational dan mengisnpirasi lompatan semangat. Yang aku heran adalah mereka berasal dari luar Indonesia dan bahkan terbiasa hidup di alam kapitalis yang cenderung individual, tetapi mereka begitu faham dan berempati pada setiap orang yang berdiri diatas panggung. Hal ini terlihat betapa luar biasanya komentar-komentar yang mereka .  Adakah ini sekedar lebay para dewan juri, atau semua itu “tulus” dan telah membudaya pada kehidupan  pribadi mereka di keseharian. Yang jelas, mereka telah mengajarkan kita semua bagaimana seharusnya “mengapresiasi talenta orang lain” adalah hal penting dalam hidup...KAH?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.