ORGANISASI dan MANAJEMEN
DALAM STUDI KELAYAKAN
(Dalam Tinjauan Praktek)
A. Pembuka
Dalam
skala pertumbuhan tertentu, usaha memerlukan daya dukung pihak eksternal Pada titik ini, pelaku usaha harus memiliki
faktor-faktor yang menginspirasi kepercayaan dan keinginan pihak eksternal untuk menjadi bagian dari
keberlangsungan usaha yang dijalankan. Faktor-faktor tersebut sesungguhnya
sudah melekat bersamaan dengan perjalanan usaha tersebut. Hanya saja hal ini sering
belum ter-record (direkam) dengan
baik sehingga terkesan tidak ada. Hal ini terutama dialami oleh mayoritas pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dimana kebanyakan usahanya di kelola
berdasarkan insting dan pertumbuhannya berlangsung alamiah seiring dengan
perjalanan waktu.
Dalam
konteks usaha tersebut mutlak di topang oleh kekuatan sendiri, ketersediaan
rekam jejak perjalanan usaha tidak begitu penting, sepanjang sang pemilik
menganggap hal itu tidak penting. Namun demikian, ketika sudah mulai melibatkan
pihak lain, pelaku usaha tersebut dituntut memiliki kemampuan melakukan
penyesuaian-penyesuaian sehingga mendatangkan kenyamanan bagi pihak yang akan diajak
bermitra.
Sebagai
awalan dari sebuah penjajakan kerjasama, seorang pelaku usaha harus menyajikan
informasi yang cukup kepada pihak yang akan diajak bekerjasama (partner),
sehingga calon partner tersebut bisa mempelajari dan membangun keyakinan bahwa
usaha yang akan dikerjasamakan masuk dalam kategori aman dan menguntungkan.
Biasanya, informasi menyeluruh tentang usaha tersebut dan juga obyek yang akan
dikerjasamakan tersaji dalam sebuah kumpulan informasi yang sering disebut
dengan istilah “Studi Kelayakan”.
B. Organisasi
B.1.
Defenisi dan Identitas Organisasi
Rumusan
Identitas ini biasanya berisi tentang nama, visi, misi, strategi dan motto. Untuk urusan nama, buatlah nama yang singkat
dan mudah di ingat. Pada tahap
berikutnya, organisasi menyusun mimpi bersama yang biasa disebut dengan visi
yang berisi pendefenisian mimpi jauh dari organisasi. Visi ini harus menjadi sumber
energi dan juga pemersatu segenap unsur yang
terlibat di internal organisasi. Oleh karena itu, visi organisasi harus
selalu didengungkan agar setiap orang tergugah komitmennya dan senantiasa konsisten
dalam segala pola fikir dan tindakannya bagi keterwujudan visi tersebut. Selanjutnya visi diikuti misi
yang berisi cara mencapai visi
tersebut. Setelah visi dan misi terumuskan, maka selanjutnya dilakukan
perumusan strategi yang berisi langkah-langkah untuk mencapai visi dan misi
tersebut. pada akhirnya, dibentuk semacam penyemangat aktivitas keseharian dari
seluruh unsur organisasi yang biasa disebut dengan motto atau tagline .
Untuk
mempermudah pemahaman tentang visi, misi, strategi dan motto, berikut ini di sajikan
contoh sederhana dari sebuah organisasi
perajin gula kepala :
Nama :
UD ”BILA MANA”
visi :
“menjadi perajin gula kelapa terbaik di kabupaten banyumas pada tahun 2020”.
Misi : (i) mewujudkan produkgula kelapa berkualitas terbaik di Kabupaten Banyumas;
(ii) menguasai
pangsa pasar gula kelapa di Kabupaten Banyumas.
Strategi :
(i) mengoptimalkan peran teknologi
terkini dalam proses produksi gula kelapa
(ii)
menghadirkan orang-orang berkualitas, berdisiplin tinggi
dan memiliki loyalitas tinggi di lingkungan usaha.
(iii)
Melakukan komunikasi produktif kepada seluruh titik
distribusi gula kelapa di lingkungan kab. Banyumas.
Motto :
kesuksesan adalah hadiah dari ketekunan
Sekedar
bersaran, agar setiap orang memiliki ikatan emosional terhadap visi, misi,
strategi dan motto, maka penyusunannya
dilakukan secara bersama-sama dimana segenap unsur organisasi ikut urun
rembug. Dengan demikian, setiap orang merasa menjadi bagian dari visi
yang ingin di capai dan memiliki semangat pembelaan serta keikhlasan untuk
berkontribusi maksimal dalam pencapaian visi, misi, strategi dan motto itu
sendiri.
B.2. Struktur organisasi
Secara prinsip, model struktur organisasi harus
berlandaskan pada kebutuhan dan skala organisasi atau usaha
yang dijalankan. Oleh karena itu, struktur organisasi sesungguhnya bisa tumbuh
dan berkembang sesuai dengan perkembangan skala dari aktivitas yang dijalankannya.
Berikut ini di berikan contoh struktur organisasi :
Struktur Pertama Struktur
Paska Berkembang

Contoh
diatas menggambarkan secara sederhana bagaimana sebuah struktur berkembang
sesuai dengan pertumbuhan skala organisasi/usaha. Intinya adalah penyusunan
struktur organisasi berpedoman pada; (i)
visi dan misi organisasi/perusahaan dan; (ii) pada skala aktivitas yang
dijalankan. Dengan demikian, struktur sebagai bagian dari strategi pencapaian
visi dan misi tidak terbelenggu dalam satu format struktur saja. Untuk
menyamakan persepsi atas sebuah struktur, maka diperlukan tambahan berupa
uraian tugas dan tanggungjawab dari masing-masing tingkatan struktur, sehingga
ada batasan tegas pemisahan tanggungjawab satu sama lain.
B.3. Struktur Personalia
Yang
dimaksud dengan struktur personalia dalam tulisan ini adalah individu-individu
yang duduk atau mengisi jabatan dalam struktur. Hal ini merupakan bagian
penting dan sangat menentukan ketercapaian visi dan misi organisasi/usaha.
Untuk itu, prinsip “the right man on the right place”atau “orang yang tepat pada tempat yang tepat” harus dipegang teguh guna
untuk menjamin terbentuknya efektivitas.
C. Manajemen Organisasi/usaha
Dalam
bahasa praktek, manajemen organisasi/usaha adalah proses penggabungan segala
sumber daya ke dalam pola pengelolaan yang teratur
dan terukur sehingga ritme dan dinamika roda organisasi/usaha selalu on the right track (jalur yang benar)
menuju visi dan misi yang sudah
dirumuskan. Untuk itu, dalam rangka membentuk manajemen organisasi/usaha, perlu
mengacu pada tahapan-tahapan manajemen, yaitu planning (perencanaan), organizing
(pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), Controlling (pengawasan)
dan evaluating (evaluasi). Untuk
menambah pemahaman atas tahapan-tahapan tersebut, berikut ini diberikan
penjelasan :
- Planning (perencanaan). Perencanaan adalah ragam gagasan/ide yang di konstruktifkan ke dalam tahapan alur fikir yang terkonsep secara baik dan mudah dimengerti. Perencanaan merupakan hasil akhir dari penyaringan berbagai ragam ide/gagasan dalam mewujudkan target-target yang di inginkan organisasi/usaha. Dalam tinjauan praktek, perencanaan minimal meliputi rencana aktivitas, budgetting (penganggaran), schedule (jadual waktu) dan penanggungjawab. Satu hal yang menjadi catatan, dalam tinjauan organisasi/usaha, perencanaan adalah dasar yang sah bagi setiap unsur dalam melakukan serangkaian aktivitas atau berkontribusi kepada organisasi/usaha. Untuk mempermudah membaca sebuah perencanaan, penyusunan perencanaan bisa dibuat dalam bentuk tabel sebagaimana contoh sederhana berikut ini :
NO
|
Kegiatan
|
Anggaran
(rupiah)
|
Penanggung jawab
|
Schedule
|
||||
- Organizing (pengorganisasian). Pemanfaatan segala sumber daya yang dalam prosesnya memperhatikan efisiensi dan efektivitas. Atas dasar itu, pengorganisasian segala sumber daya untuk melaksanakan rencana diperlukan guna menjamin efektivitas dan menghindari in-efisiensi.
- Actuating (pelaksanaan). Tahapan ini merupakan tahap operasionalisasi dari perencanaan yang sudah ditetapkan. Tahapan ini merupakan tahapan krusial dimana sumber daya organisasi/perusahaan digerakkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan.
- Controlling (pengawasan). Pengawasan merupakan langkah untuk meminimalisir terjadinya deviasi (penyimpangan) dari perencanaan dan pemanfaatan sumber daya organisasi/usaha yang digerakkan. Pengawasan yang konsisten sangat diperlukan agar jalannya roda organisasi/usaha sesuai koridor yang sudah digariskan.
- Evaluating (evaluasi). Evaluasi adalah sesi terakhir dari tahapan manajemen. Tahap ini merupakan momen untuk mengukur capaian maupun kendala yang muncul dilapangan dan selanjutnya menjadi referensi obyektif dalam melakukan penilaian dan sekaligus perencanaan berikutnya.
D. Penghujung
Organisasi
dan manajemen adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah “studi kelayakan”. Oleh karena itu,
disamping kebutuhan internal organisasi/usaha, konsep organisasi dan manajemen
juga merupakan bagian yang menentukan keputusan para pihak yang akan diajak
berkerjasama dalam mengambil keputusan apakah bergabung atau tidak. Untuk itu, konsep
organisasi dan manajemen harus mencerminkan relevansi yang kuat dan saling
mendukung dengan aspek-aspek lain yang tertera dalam sebuah studi kelayakan.
Demikian
tulisan sederhana ini disajikan sebagai bahan diskusi tentang study kelayakan,
khususnya aspek organisasi dan manajemen. Semoga efektif memantik semangat
untuk “belajar bersama” dalam meningkatkan kapasitas diri yang berujung pada
peningkatan kualitas pengelolaan organisasi/usaha yang dijalankan. Amin Ya
Robbal ‘Alamin.
Posting Komentar
.