BELAJAR BERSAMA
MENGINTIP PERAN TUHAN DALAM URUSAN BISNIS
(disampaikan
pada Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan oleh KOWAPI (Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia) Kab.Banyumas,
di Baturraden, Kab. Banyumas, 05 Maret 2013)
A. Pembuka
B. Bisnis Identik Dengan Perjuangan
Perjuangan
memerlukan filosofi yang kuat, sehingga meminimalisir terjadinya pelemahan
semangat dalam proses mencapai tujuan dari perjuangan itu sendiri. Ragam
tantangan pun seharusnya dimaknai sebagai dinamika dan jembatan memasuki fase keberhasilan.
Intinya, segala dinamika suka maupun duka, akan selalu dijadikan sebagai sumber
energi untuk tidak pernah berhenti sampai kesuksesan itu benar-benar datang.
Demikian halnya dengan bisnis, juga memerlukan
filosofi yang selalu menjadi sumber inspirasi utama dalam membentuk visi, misi
dan tahapan-tahapan perjuangan. Langkah-langkah yang dilakukan merupakan rangkaian
heroisme demi ketercapaian tujuan. Pertanyaan menarik untuk bahan
perenungan bersama adalah;
1.
adakah berbisnis untuk kebahagiaan dan kesuksesan diri
sendiri?
2.
adakah berbisnis merupakan wujud dendam terhadap
kenyataan yang serba kekurangan?
3.
adakah berbisnis adalah upaya mengejar ketertinggalan dan
mensejajarkan diri
dengan orang lain?
dengan orang lain?
4. ataukah ghiroh berbisnis lahir di inspirasi semangat untuk
memperluas
kebermaknaan bagi banyak orang?.
kebermaknaan bagi banyak orang?.
Temukan
lah jawaban atas pertanyaan itu sebagai landasan dalam memulai atau bertahan di
lingkungan bisnis.
C. Jadilah Pebisnis Yang Nyeleneh dan Selalu Optimistik
Logisnya,
cara-cara
biasa tidak mungkin berujung dengan hasil luar biasa. Oleh karena
itu, walau menjadi berbeda (dengan bersikap luar biasa) bukanlah perkara mudah,
tetapi meyakinkan diri mampu melakukannya adalah muasal keberanian untuk
berbeda. Hal ini demi hasil yang
berbeda, kecuali anda memang tidak menginginkan perbedaan dan ikhlas dengan
yang biasa-biasa saja.
Perjalanan
waktu mengajarkan bahwa dinamika dunia ini bermula dari hanya sedikit orang yang berani mengambil resiko dan bersikap berbeda.
Ketika perbedaan itu mendatangkan nilai tambah baru, kepuasan-kepuasan baru,
kenikmatan-kenikmatan tambahan, kebahagaian-kebahagiaan baru pada banyak orang,
maka pada titik itu perbedaan telah berhasil mendorong sebuah perubahan pada
masyarakat. Sebagaimana kita ketahui dan mungkin kita alami sendiri, adanya
internet, facebook, twitter, smart phone, telah berhasil merubah budaya masyarakat, khususnya dalam hal komunikasi
dan interaksi. Intinya, semua berawal dari sedikit orang yang memiliki mental yang kuat dan gairah
menciptakan sebuah perbedaan.
Dalam perspsektif
pemasaran pun demikian, ketika anda menawarkan sesuatu yang juga ditawarkan
oleh orang lain, atau anda melakukan sesuatu yang bisa di duplikasi atau di
tiru orang lain, maka anda akan terjebak pada persaingan yang mau tidak mau
harus saling mengalahkan. Berbeda ketika anda menawarkan sesuatu yang berbeda
dan hanya lakukan oleh sedikit orang dan atau bahkan hanya anda, perbedaan akan membawa anda iklim bisnis yang
miskin persaingan. Oleh karena itu, mulailah perbedaan dengan memikirkan
sesuatu yang tidak atau belum di
fikirkan orang lain. Sebagai pengingat, ke tidak kreatifan bermula saat anda mendefenisikan diri sebagai orang yang
tidak kreatif.
Akankah
anda terus menjadi orang biasa dan menjeburkan diri dalam persaingan
berdarah-darah?. Ataukah anda bertekad untuk memilih jalan sunyi lewat berbeda
dan kemudian tercipta keramaian?. Semua tergantung anda.
D. Bisnis dan
Peran Tuhan
Satu hal
yang menjadi catatan, kalimat itu sesungguhnya mengandung mantik dan memerlukan
pemaknaan yang tepat. Adalah benar bahwa Tuhan selalu seperti prasangka
hamba-Nya, hanya saja yang perlu menjadi bahan perenungan adalah; “hamba
seperti apa yang prasangkanya di ikuti Tuhan?”. Sebagai perumpamaan sederhana, Ibarat sorang
anak yang meminta uang jajan pada ibunya, mungkin kah diberi bila sang anak
tidak pernah mau patuh sama sang ibu, kalau
sang anak dikesehariannya selalu melanggar apa-apa yang diajarkan sang ibu, bila sang anak dikesehariannya selalu menjauh
dari ibu nya??. Layakkah diberi ketika
sang anak hanya mendekat atau bahkan merengek saat butuh saja???. Intinya,
berjarak dengan Tuhan berpotensi menjauhkan dari keberpihakan Tuhan.
Oleh
karena itu, ketika intervensi positif Tuhan masih menjadi kebutuhan dalam membentuk
atau menumbuhkembangkan bisnis, maka jalannya hanya satu, mari belajar
bersama mendekat dalam arti
sungguh-sungguh kepada-Nya. Hal ini memerlukan keikhlasan, kesabaran dan rasa
syukur, 3 (tiga) kata yang mudah di sebutkan tetapi memerlukan semangat yang
kuat dalam proses pembentukannya. Sebab inti dari ketiganya adalah
tersatukannya dalam fikiran maupun tindakan manusia bahwa dunia dan akhirat
adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Dalam cara baca ini, laku dan lika liku manusia di dunia adalah
referensi obyektif Tuhan untuk menetapkan tempat seorang manusia, apakah di
sorga atau neraka. Semoga anda masih meyakini bahwa sorga dan neraka itu ada,
sehingga perlu melanjutkan untuk membaca tulisan ini.
Dalam
pemaknaan yang demikian, maka bisnis sebagai sebuah aktivitas di dunia seharusnya
di baca sebagai media strategis dalam membentuk
ragam kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kebaikan harus
diterjemahkan secara tepat dengan tetap tidak meninggalkan dan menanggalkan
kalam Tuhan di tahapan implementasinya.
Tentu hal ini berawal dari niat dan sumpah saat mulai menekuni bisnis.
E. Menawarkan
Untuk Berfikir Terbalik
Kita
sering mendengar orang mengatakan, “boro-boro mikir orang lain mikir sendiri aja susah”. Dalam tinjauan logika,
kalimat itu tak terbantahkan kebenarannya. Tetapi, bukanlah sebuah keburukan
untuk merenungkan kalimat berikut ini: “bangun lah niat dan lakukan langkah-langkah
membahagiakan orang lain maka
kebahagiaan akan menghampirimu”. Sejenak kalimat ini berlawanan dengan kalimat pertama, tapi benar
kah begitu??
Sebagai
sebuah penawaran, di sajikan sebentuk penalaran dari kalimat ke-2 (dua) berikut
ini :
Ketika anda berniat membahagaiakan orang lain, maka secara
alamiah anda sedang melipatgandakan
energi untuk berbuat sesuatu. Gagasan anda pun otomatis meluas dibanding saat anda hanya
fokus pada kebahagiaan diri sendiri. Pada saat lompatan energi terbentuk dan
luasnya target menggiring pada perluasan gagasan, pada saat yang sama sesungguhnya anda sedang mulai
mengarah pada jalan pelipatan produktivitas. Artinya, saat anda mampu memenuhi
kebutuhan orang lain secara otomatis sesungguhnya anda telah memenuhi kebutuhan
anda sendiri. Kunci sesungguhnya adalah saat terjadi lipatan energi. Disamping
itu, orang-orang yang membangun kepedulian, pada dirinya akan terbangun kadar
spritualitas yang biasanya melahirkan rasa tenang dan bathin yang lebih tentram
sehingga lebih konsentrasi dalam melakukan aktivitas . Artinya, lipatan energi, keluasan gagasan,
ketenangan dan konsentrasi yang lebih tinggi menjadi pemicu produktivitas?.
Dalam
tinjauan yang lain, setiap manusia lahir membawa rejeki, sehingga ketika
seseorang mengambil tanggungjawab untuk menghidupi orang lain sesungguhnya identik
dengan penyatuan rejeki. Bayangkan ketika hak anda atas rezeki sesungguhnya adalah 10 (sepuluh),
kemudian anda membangun kepedulian dengan mengambil tanggungjawab menghidupi 5
(lima) orang fakir miskin atau yatim yang
masing-masing memiliki hak rezeki 10 (sepuluh), maka secara matematis anda
berpeluang untuk meraih 60 (enam puluh) rezeki. Kalau kemudian ternyata menghidupi mereka hanya dibutuhkan 5
(lima) untuk masing-masing orang, maka total
untuk menghidupi mereka hanya 25 (dua puluh lima). Artinya, anda berpeluang
mendapat rezeki tambahan sebesar 25 (dua puluh lima). Kalau anda menginginkan
hal itu terjadi pada kehidupan anda,
anda pasti tahu apa yang harus dilakukan.
Mulai
yakinkah anda bahwa membahagiakan orang lain sesungguhnya identik dengan
membahagiakan diri sendiri???. Adakah
anda akan segera memulai berfikir terbalik??. Akankah anda merubah niat dan
defenisi anda dalam berbisnis???.
F. Memaknai Hasil
Akhir Sebagai Pesan dan Bentuk Keadilan Tuhan
Oleh
karena itu, sesungguhnya manusia tidak memiliki alasan yang pantas untuk stress,
marah atau jengkel saat mengalami
kerugian, sebab hal itu tidak akan pernah bisa mengubah rugi menjadi laba. Ketika benar-benar mengalami rugi, jadikan
kondisi tersebut sebagai bahan auto koreksi mulai dari kebersihan
niat dan tingkat efektivitas tindakan, Selayaknya “rugi” dimaknai sebagai
pesan Tuhan untuk lebih baik di mendatang, sehingga rasa ikhlas atas kenyataan, kesabaran, rasa
syukur dan semangat untuk tetap berusaha akan senantiasa terjaga. Demikian pula
ketika mengalami untung, disamping hal
tersebut sebagai bentuk keberpihakan Tuhan, juga harus dibaca sebagai cobaan
sehingga kewaspadaan tetap terjaga.
Pengkaruniaan keberhasilan juga bagian
dari cara Tuhan untuk melihat keterjagaan kedekatan manusia pada Nya. Tuhan juga ingin melihat bagaimana cara orang
tersebut mewujudkan rasa syukur atas limpahan nikmat. Keberhasilan sesungguhnya
juga merupakan salah satu bentuk keadilan Tuhan.
G. Penutup
Sebagai
catatan penghujung, kebahagiaan sesungguhnya terletak pada pemaknaan setiap yang
datang ke dalam hidup kita, mulai dari hal-hal baik maupun hal-hal buruk. Dalam
tinjauan vertikal, kebahagiaan merupakan bentuk keberpihakan Tuhan sekaligus imbalan
logis dari konsistensi seorang manusia terus berusaha menjadi hamba yang baik
di pandangan-Nya.
Demikian
tulisan sederhana ini sebagai bahan dalam sesi belajar bersama dalam
mengintip Peran Tuhan dalam Bisnis. Semoga menginspirasi energi untuk terus
mengembangkan karya, sehingga semakin besar peluang memperluas kebermaknaan
kepada sesama dan sekaligus memperluas peluang untuk di sukai Sang Pencipta.
Sukses selalu untuk kita semua dan jangan pernah berhenti berusaha sampai Tuhan
mencukupkan waktu kita untuk bernafas.
Posting Komentar
.