Kopma memiliki keunikan yang melekat sejak kelahirannya, disatu sisi anggota nya biasanya bertahan sepanjang masih berstatus mahasiswa/i dan periodesasi kepengurusan pun relatif singkat. Sebagai koperasi kader, kopma memerlukan kejelian dalam menata dan mengelola ragam potensinya. Disatu sisi Kopma diharapkan mampu memiliki karya-karya yang mampu mendatangkan kemanfaatan kepada segenap anggotanya, di sisi lain kopma proses juga harus menjalankan proses kaderisasi guna membentuk jaminan akan keberlanjutan karya.
Fakta menunjukkan banyak kopma yang mengalami asang surut, baik secara karya maupun secara semangat. Apalagi beberapa tahun terakhir, kerap kali kita mendengar kopma tergusur dari dalam kampusnya oleh kebijakan rektorat dan atau karena hal lain. Ironisnya, ketergusuran tersebut sering memadamkan api perjuangan kopma, bukan dijadikan sebagai sumber lipatan energi untuk membuktikan pada semua pihak bahwa kopma bisa berdiri sendiri diatas kolektivitas yang terbangun di segenap unsur organisasinya. Hal ini meruakan akibat yang nyata dari lemahnya kaderisasi dan rendahnya idealisme para pejuang kopma. Artinya, aktivitas yang dilakukan relatif hanya sebatas aktivitas temporal yang didorong oleh semangat sesaat. Dalam perspektif ke UKM (unit kegiatan mahasiswa)-an, sebenarnya aksi-aksi temporal tersebut sudah layak diapresiasi sebagai sebuah keberhasilan. Namun demikian, semua harus menyadari bahwa dalam diri Kopma juga menuntutu konsistensi mengingat kopma memiliki aktivitas unit layanan usaha yang menuntut harus going concern (baca: terus menerus). Disinilah konsistensi semangat menjadi satu keharusan, sementara itu kopma sendiri di huni oleh orang-orang muda berenergi yang kerap kali tidak konsisten dengan ide-ide sebelumnya. Ini memerlukan jalan tengah yang solutif dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada.
Kopma harus memiliki landasan rasional untuk membangun, memelihara dan mengembangkan semangatnya. Untuk mendukung hal tersebut, aktvis Kopma harus menemukan rasionalitas relevansi antara proses ber-kopma dengan kecerahan masa depannya. Kopma juga harus menemukan pengaruh positif berkopma dengan proses perkuliahan. Pada akhirnya, jawaban-jawaban yang membentuk kebenaran relevansi kuat antara berkopma dengan peluang kesuksesan masa depan, akan berujung ada kesimpulan tak terbantahkan bahwa menjadi bagian dari perjuangan kopma sesungguhnya adalah kebutuhan.
Cara pandang dan nalar yang demikian, harus terus disuarakan oleh para senior kepada juniornya dan diikuti dengan langkah-langkah nyata di kesehariannya yang memperkuat kebenaran nalar tersebut. Semua harus mengambil tanggungjawab untuk meng-edukasikan dan menularkan spirit ber-koperasi kepada segenap civitas akademika. Semua harus menginisiasi ketauladanan dalam tindakan, sehingga pribadi dan capaian insan-insan kopma menjadi fungsi promosi yang melahirkan keinginan untuk menauladani.
Kalau hal semacam ini terwujud, maka bukan hanya kopma yang akan eksis dengan ragam karyanya yang menginspirasi, tetapi insan-insan kopma juga akan menjadi insan yang berkontribusi nyata bagi pembentukan iklim kondusif di kampusnya masing-masing.
Sebagai stimulan, berikut ini disajikan logika fikir dan ragam gagasan. Bagan ini sebenarnya adalah materi yang saya sampaikan di DIKMENKOP yang diselenggarakan oleh kawn-kawan KOPMA LEBAH UMP Tgl 05 Januari 2013 yang lalu. Namun demikian, materi ini secara khusus disajikan kembali dalam blog ini dengan harapan bisa menjadi satu masukan kepada segenap aktivis kopma di seluruh Indonesia, khususnya dalam mengelola ragam potensi yang melekat pada kopma.
HALAMAN 01
Fakta menunjukkan banyak kopma yang mengalami asang surut, baik secara karya maupun secara semangat. Apalagi beberapa tahun terakhir, kerap kali kita mendengar kopma tergusur dari dalam kampusnya oleh kebijakan rektorat dan atau karena hal lain. Ironisnya, ketergusuran tersebut sering memadamkan api perjuangan kopma, bukan dijadikan sebagai sumber lipatan energi untuk membuktikan pada semua pihak bahwa kopma bisa berdiri sendiri diatas kolektivitas yang terbangun di segenap unsur organisasinya. Hal ini meruakan akibat yang nyata dari lemahnya kaderisasi dan rendahnya idealisme para pejuang kopma. Artinya, aktivitas yang dilakukan relatif hanya sebatas aktivitas temporal yang didorong oleh semangat sesaat. Dalam perspektif ke UKM (unit kegiatan mahasiswa)-an, sebenarnya aksi-aksi temporal tersebut sudah layak diapresiasi sebagai sebuah keberhasilan. Namun demikian, semua harus menyadari bahwa dalam diri Kopma juga menuntutu konsistensi mengingat kopma memiliki aktivitas unit layanan usaha yang menuntut harus going concern (baca: terus menerus). Disinilah konsistensi semangat menjadi satu keharusan, sementara itu kopma sendiri di huni oleh orang-orang muda berenergi yang kerap kali tidak konsisten dengan ide-ide sebelumnya. Ini memerlukan jalan tengah yang solutif dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada.
Kopma harus memiliki landasan rasional untuk membangun, memelihara dan mengembangkan semangatnya. Untuk mendukung hal tersebut, aktvis Kopma harus menemukan rasionalitas relevansi antara proses ber-kopma dengan kecerahan masa depannya. Kopma juga harus menemukan pengaruh positif berkopma dengan proses perkuliahan. Pada akhirnya, jawaban-jawaban yang membentuk kebenaran relevansi kuat antara berkopma dengan peluang kesuksesan masa depan, akan berujung ada kesimpulan tak terbantahkan bahwa menjadi bagian dari perjuangan kopma sesungguhnya adalah kebutuhan.
Cara pandang dan nalar yang demikian, harus terus disuarakan oleh para senior kepada juniornya dan diikuti dengan langkah-langkah nyata di kesehariannya yang memperkuat kebenaran nalar tersebut. Semua harus mengambil tanggungjawab untuk meng-edukasikan dan menularkan spirit ber-koperasi kepada segenap civitas akademika. Semua harus menginisiasi ketauladanan dalam tindakan, sehingga pribadi dan capaian insan-insan kopma menjadi fungsi promosi yang melahirkan keinginan untuk menauladani.
Kalau hal semacam ini terwujud, maka bukan hanya kopma yang akan eksis dengan ragam karyanya yang menginspirasi, tetapi insan-insan kopma juga akan menjadi insan yang berkontribusi nyata bagi pembentukan iklim kondusif di kampusnya masing-masing.
Sebagai stimulan, berikut ini disajikan logika fikir dan ragam gagasan. Bagan ini sebenarnya adalah materi yang saya sampaikan di DIKMENKOP yang diselenggarakan oleh kawn-kawan KOPMA LEBAH UMP Tgl 05 Januari 2013 yang lalu. Namun demikian, materi ini secara khusus disajikan kembali dalam blog ini dengan harapan bisa menjadi satu masukan kepada segenap aktivis kopma di seluruh Indonesia, khususnya dalam mengelola ragam potensi yang melekat pada kopma.
+ komentar + 2 komentar
MANTAB!!!!
IZIN SHARE BUAT KOPMA-KOPMA DI PEKALONGAN PAK.
siappp...silahkan..sepanjang untuk kebaikan...semangat dan terus berjuang untuk kemajuan KOPMA dan salam koperasi buat kawan2..
Posting Komentar
.