RESOLUSI 2013 : KU TITIPKAN LELAH DEMI SEBENTUK ASA | ARSAD CORNER

RESOLUSI 2013 : KU TITIPKAN LELAH DEMI SEBENTUK ASA

Selasa, 01 Januari 20130 komentar



PhotobucketAku merasa lelah, tetapi bukan aku berkeluh kesah atau sejenisnya. Aku pun sangat bersyukur atas segala hal yang Tuhan sajikan di hidupku.  Aku pun ikhlas dan berupaya memaknainya ke dalam keluasan pemaknaan atas segala hal yang terkadang tak mengenakkan hati dan bahkan tak menenangkan jiwaku. Aku yakin, kasih sayang Tuhan tiada terbatas, kemurahan Tuhan tiada terhingga dan kekuasaan Tuhan tidak ada yang menandinginya. Setiap kejadian pasti mengandung hikmah, setiap keadaan pasti mendatangkan barokah..Insya Allah

Aku tak sedang menyerah dan aku pun  tak sedang curiga dengan sikap Tuhan. Aku hanya ingin menumpahkan segenap lelah dengan harapan kan membentuk kekuatan baru di mendatang. Aku butuh energi tambahan, oleh karena nya kutitipkan segenap perwakilan penat rasa  kedalam bentuk tulisan saja, karena aku tidak sedang ingin berhenti, tetapi ingin melanjutkan hidup selama hak untuk bernafas masih Engkau titipkan. Aku akan terus bergerak sampai finish, sampai langkah ini benar-benar berujung oleh ketetapan-Mu. 

Aku percaya setiap orang lahir dengan rejekinya, tetapi sebuah kebahagiaan tak terkira ketika rejeki mereka terdistribusi  lewat tangan dan karya ini. Aku percaya semua orang memiliki takdir, tetapi menjadi sahabat bagi setiap orang dalam menuju citanya adalah kesempatan sangat membahagiakan. Aku ingin mereka bersamaku, bercerita tentang asa, berdiskusi tentang arah dan kemudian melihatnya tersenyum dan bersujud syukur. Terbayang mereka bersujud sykur dan senyum ketenangan di kesehariannya. 


Terbayang sang gelandang kemudian bisa memiliki rumah tuk berteduh dan menata hidupnya kembali.Aku ingin meyakinkan mereka bahwa setiap orang berhak memiliki asa dan meraihnya lewat  kerja keras dan cerdas. 

Aku pun ingin ada diantara para yatim atau piatu. Aku ingin menjadi orang tua bagi mereka. Aku pun ingin mereka menjadi sahabat bagi anak-anak dan keluargaku, bercengkrama, saling menghargai dalam kesantunan bersikap dan saling menyemangati. Aku ingin makan bersama dengan mereka walau ber-menu seadanya. Aku ingin melayani  saat mereka antri dengan piring kosongnya. Aku ingin mendengar keluh kesah mereka dan kemudian bersama-sama mencari jawabnya. Aku ingin mereka tak mengalami kendala psikologis dalam belajar hanya karena seragam mereka yang kucel, aku ingin mereka merasa percaya diri dengan sepatu sederhana tanpa ada sobek yang biasanya menunjukkan jempol kaki mereka. Aku ingin mendapati mereka serentak mengaji menyuarakan kalam Tuhan dan  mengerjakan PR dari sekolah. Aku ingin mendapati mereka nyenyak di mimpinya.

Aku juga ingin menjadi sahabat bagi para peminta-minta yang masih sehat bugar, dilampu-lampu merah atau selalu mendatangi rumah-rumah penduduk . Aku ingin mengubah amarahku menjadi nasehat efektif karena mereka sering memanfaatkan  anaknya untuk mendapat iba dari orang lain. Aku ingin duduk bersama mereka, bertukar fikir dan merubah keyakinan serta membangkitkan semangat hidup sampai  mereka  berhenti meminta-minta. Aku yakin semua itu karena kemiskinan mental, kesempitan cara pandang dan rendahnya keyakinan tentang sebuah masa depan. 

Aku juga ingin berpartner mutual dengan pedagang, bersatu dan membangun keyakinan kolektif  mebentuk masa depan yang lebih berpengharapan. Aku ingin tumbuh bersama lewat cara-cara yang fair serta bertindak diatas keyakinan. Aku ingin mewujudkan betapa indahnya kebersamaan tanpa harus saling mengalahkan dan atau meniadakan, tetapi justru saling memperkuat. Aku ingin mereka memandang bahwa "berusaha" bukanlah tetang menumpuk kekayaan, tetapi tentang komitmen diri memperluas kebermaknaan pada banyak orang. Ku tahu ini bukan hal mudah di tengah arus deras faham materialis dan individualisme yang mengakar, tetapi di kesulitan itu pula ku defenisikan sebagai "area perjuangan" dan selalu meng-inspirasi energi.    

Asa yang sama pun tentang membahagiakan orang tua menjadi bagian cita-cita yang terus ku kumandangkan dihadapan Tuhan. Aku sadar sebanyak apapun yang akan di lakukan seorang anak tak kan pernah bisa melunasi kebaikan orang tua nya, karena kesempatan yang terbuka bagi seorang anak hanyalah "membahagiakan". Ingin rasanya melihat ayah ibuku ku menangis bahagia karena caraku memperlakukan mereka atau karena karua-karya yang menginspirasi air mata bahagia. Aku ingin mereka bersyukur punya anak sepertiku. 

Aku ingin diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukannya. Bayang indah dari kesemuanya  terus menyemangati dalam langkah-langkahku  di jalan yang belum ter-peta kan. Aku yakin, setiap niat baik kan ketemu jalannya walau sering berliku, melelahkan dan bahkan terkadang menggoda untuk berbelok arah atau berhenti. 

Politik??.....pengalaman 5 (lima) tahun lalu cukup memberiku kesimpulan bahwa "aku tak berbakat". Walau "sang calon memenangkannya", tetapi ku fikir semua itu karena keberpihakan Tuhan dan orang-orang pinter politik yang ada dalam tim. Dalam faham dan pengetahuanku yang sempit soal politik, itu hanya cocok bagi mereka yang meyakini bahwa "berkuasa" adalah cara paling efektif membangun bangsa. Aku hormati siapapun yang memilih jalur itu, aku pun akan melakukan dengan cara yang ku yakini bisa memperluas makna bagi sesama.     

Aku harus terus melangkah, karena aku ingin memperluas makna....semoga Allah berpihak dan megkaruniai karomah-Nya serta menjadikanku manusia yang senantiasa bersyukur...Amin Ya Robbal 'Alamin.  



Good bye 2012 and Welcome 2013....


suara bathin
anak kampung yang ber-asa
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved