disampaikan pada acara : "Basic Training of Cooperative" , yang diselenggarakan oleh KOPKUN UNSOED Purwokerto, Jawa Tengah, Lokawisata Baturraden, 15-16 Desember 2012
Memilih menjadi bagian pelatihan diksarkop ini adalah sebuah tindakan tepat. Ketetapan memilih bukan hanya akan membawa anda menjadi bagian dari kopkun, tetapi juga akan membawa anda pada satu "gerakan berdimensi luas”, sehingga memperbesar peluang anda meningkatkan kapasitas diri sekaligus memperluas kebermanfaatan diri lewat ragam aktivitas produktif.
Anda telah menjebakkan diri pada satu keadaan yang baik, dimana anda tergiring merubah mindset dan juga bahkan cara hidup yang lebih bijaksana, sebab perjuangan koperasi sesungguhnya tentang peningkatan kemartabatan diri dalam arti luas. Ingat, orang maju itu disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu "memaksakan diri" atau "dipaksa keadaan". Pada posisi manakah anda?
B. Memaknai Koperasi
Koperasi didefenisikan sebagai kumpulan orang yang bergabung secara sukarela dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi sosial dan budaya, melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan kendalikan secara demokratis.
- Koperasi
adalah kumpulan orang yang berkomitmen untuk hidup bersama. Oleh karena
itu, kebersamaan adalah modal penting bagi keberlangsungan sebuah
koperasi. Untuk itu, perlu diselenggarakan pendidikan anggota yang terus
menerus agar "pemahaman dan komitmen" terus terbangun dan
terjaga. Hal ini bersifat fundamental dan menjadi kunci bagi kelahiran
kesadaran anggota mengambil tanggungjawab dalam rangka ikut
membesarkan perusahaan yang dimiliki bersama.
- Koperasi bukanlah gerakan ekonomi semata, tetapi
juga gerakan sosial dan budaya. Inilah yang kemudian menjadi pembenar
bahwa koperasi identik dengan meningkatkan kemartabatan manusia.
- perusahaan koperasi adalah media bagi keterciptaan
kesejahteraan. Kesejahteraan tidaklah hanya hal-hal yang berbau
materialitas, tetapi juga bisa menjangkau hal-hal bersifat im-material
yang bernuansa edukatif. Disinilah letak keunikan perusahaan koperasi yang
multy fungsi dan tidak mengarusutamakan pada pertumbuhan modal.
Inilah salah satu pesan dari pemakaian istilah SHU di koperasi.
Dari perspektif defenisi, sebagaimana dijelaskan disebelumnya, dalam rangka mewujudkan tujuannya koperasi membentuk sebuah perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.
Dari perspektif spirit ideologi, koperasi bisa di drive melalui tahapan-tahapan berikut:
Dilihat dari perspektif spirit, berikut dijelaskan 4
(empat) langkah dalam membangun sebuah
koperasi yang meng-anggota (baca: mengakar), yaitu :
- Pastikan faham
koperasi sebelum bergabung melalui pendidikan. Pemahaman merupakan hal “fundamental”
dalam berkoperasi, sebab hal ini akan mempengaruhi segala pemikiran,
gagasan dan tindakan, baik secara kolektif maupun individu. Oleh karena
itu, idealnya seseorang terlebih dahulu diberikan “pendidikan” sebelum
diterima menjadi anggota keluarga koperasi. Minimal, pendidikan tersebut
mengajarkan tentang “apa, mengapa
dan bagaimana” berkoperasi. Pengetahuan ini selanjutnya menjadi dasar bagi
setiap orang dalam mempersepsikan koperasi dan mengintrepretasikan
keberadaan diri nya sebagai bagian dari koperasi itu sendiri. Pemahaman
ini lah yang selanjutnya mendorong terbangunnya “spirit kolektif”
dari setiap orang yang bergabung di koperasi. Bisa dibayangkan ketika
koperasi beranggotakan orang-orang yang mempunyai pemahaman yang sama
tentang koperasi, maka peluang untuk men-drive kebersamaan ke dalam aksi-aksi kolektif akan menjadi
lebih berpeluang. Sebaliknya, ketika anggota dibiarkan masuk tanpa melalui
proses pendidikan, bisa dibayangkan koperasi akan dipersepsikan sesuai
dengan masing-masing orang dan keseharian koperasi berpotensi menghadapi
perbedaan-perbedaan pendapat yang tak kan pernah berujung.
- Duduk bersama merumuskan untuk merumuskan:
ii
Merumuskan
aktivitas . Setelah tujuan besar di
rumuskan, selanjutnya masuk ke dalam penentuan aktivitas. Sebagai organisasi
yang concern
membangun kesejahteraan dalam arti luas melalui perusahaan yang dimiliki
bersama dan dikendalikan secara demokratis, aktivitas koperasi bisa di
rumuskan dengan mendasarkan 2 (dua) kelompok besar, yaitu, “aktivitas
mencerdaskan anggota dalam menggunakan pendapatannya dan aktivitas
mencerdaskan anggota dalam meningkatkan pendapatannya”. Kata
kuncinya adalah “menggunakan” dan “meningkatkan” pendapatan anggota.
Sebagai contoh, dalam mencerdaskan anggota menggunakan pendapatannya, koperasi menyelenggarakan
pendidikan dalam hal pengelolaan anggaran rumah tangga berbasis perencanaan.
Kemudian, untuk mendukung program itu, koperasi menyelenggarakan unit layanan
toko dengan sistem harga pokok sehingga memungkinkan anggota untuk mendapatkan
harga lebih murah. Pada titik ini, pendapatan riil anggota otomatis menjadi meningkat dan sisa
anggaran belanja bisa di motivasi
menjadi tabungan anggota di koperasi.
Lewat cara ini, koperasi juga mengajarkan kepada anggota tentang
perlunya “budaya menabung”. Selanjutnya, akumulasi tabungan itu menambah
kemampuan koperasi untuk mengembangkan pelayanan dalam arti luas kepada anggotanya. Sementara
itu, dalam rangka mencerdaskan anggota meningkatkan pendapatannya, koperasi bisa mendorong
anggotanya untuk mengembangkan kewirausahaan yang diikuti dengan pemberian
fasilitas pinjaman permodalan melalui unit layanan simpan pinjam, asistensi
manajerial, membantu akses pasar yang
lebih luas, akses teknologi dan lain sebagainya. Dengan pola semacam ini, akan
terbentuk relevansi kuat antara pertumbuhan perkembangan koperasi secara
kelembagaan dan pertumbuhan anggota secara individu. Inilah yang dimaksud
dengan kesejahteraan dalam arti luas.
- Distribusi peran proporsional dalam tahap
pencapaian. Sebagaimana dijelaskan diatas, dalam mencapai tujuannya
koperasi menekankan pada kolektivitas alias kebersamaan. Oleh karena itu, pola
distribusi peran proporsional dengan melibatkan semua unsur
organisasi menjadi hal mutlak diperlukan. Ini yang disebut dengan
pemberdayaan berbasis produktivitas, baik dari perspektif ekonomi (profit) maupun perspektif
kemanfaatan (benefit). Dengan demikian, keberhasilan dan kebelum-berhasilan menjadi milik bersama dan sekaligus
indikator efektivitas pembangunan kualitas dari kebersamaan segenap unsur
organisasi.
- Duduk bersama lagi
untuk ;
i.
menilik
pencapaian. Pada tahap ini
segenap unsur organisasi melihat secara obyektif capaian yang bisa diraih dan
membandingkan dengan rencana awal. Dalam hal ini, apapun kondisinya harus
difahami sebagai karya bersama.
ii.
meng-evaluasi
konsistensi komitmen setiap unsur organisasi. Keterlahiran karya adalah imbas
langsung dari kesadaran semua pihak mengambil tanggungjawab proporsional dalam
prosesnya. Ini lah yang disebut auto koreksi yang menitik beratkan pada komunikasi cair
dimana dalam prosesnya terjadi saling asah, saling asih dan saling asuh satu
sama lain.
iii.
merumuskan
target berikutnya yang diikuti
distribusi peran. Berdasarkan capaian sebelumnya dan komitmen yang terbangun di
masa depan merupakan 2 (dua) referensi obyektif dalam merumuskan target
berikutnya. Dengan cara ini, peluang ketercapaian menjadi lebih mungkin.
iv.
me-refresh
spirit kolektivitas segenap unsur organisasi. Re-fresh spirit perlu
dilakukan sebagai upaya menjaga dan meningkatkan loyalitas segenap unsur
organisasi. Loyalitas merupakan kunci dari lahirnya kesadaran untuk mengambil
tanggungjawab ikut membesarkan perusahaan yang dimiliki bersama.
D. Penutup
Demikian tulisan sederhana ini disusun sebagai pengantar diskusi untuk mengenal lebih dalam tentang koperasi. Kemuliaan cita-cita dan keluasan area juang koperasi, diharapkan mampu menginspirasi gairah kaum muda mengambil bagian dari perjuangan koperasi. Akan KAH??
Demikian tulisan sederhana ini disusun sebagai pengantar diskusi untuk mengenal lebih dalam tentang koperasi. Kemuliaan cita-cita dan keluasan area juang koperasi, diharapkan mampu menginspirasi gairah kaum muda mengambil bagian dari perjuangan koperasi. Akan KAH??
+ komentar + 1 komentar
Mantab Bang......
Posting Komentar
.