Dalam sambutannya, saudara doddy sebagai direktur bale adarma, menegaskan bahwa pendirian bale adarma melalui satu perdebatan panjang. Di rekam jejak nya yang luar biasa, bale adarma ini terus melakukan pencarian formula efektif bagi ekselerasi perluasan eksistensi baledarma.
Dimalam ulang tahun ini, juga menghadirkan 3 orang innovator sosial, yaitu;
- Pak Budi Ragil. Seorang kepala desa Melung pelopor dalam perangjat lunak blankOn (open source) di Indonesia yang diaplikasikan di desa Melung. Beliau menginisiasi kolektif Desa dalam melakukan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan. Sebuah terobosan luar biasa dan bahkan karya beliau dijadikan bahan presentasi sudara firdaus (sang pendiri bale adarma) di konfrensi international, thailand, 15 Des 2012.
- Bapak Sudiyanto. Mantan Kades Desa Kotayasa, Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah. Beliau adalah pemenang penghargaan kompetisi karya inovatif indonesia karena sumbangsih inovasi beliau membuat pompa hydran non-BBM..sebuah karya luar biasa.
- Bapak Henry Budi. Bapak yang satu ini sukses menggagas dan mengelola Bank sampah di daerah Arcawinangun, Purwokerto, Jawa Tengah. Karyanya ini telah menginspirasi ragam tempat untuk mengadopsi. Bahkan, pengabdiannya menjadi rujukan bagi kalangan aktivis pemberdayaan. Luar biasa...
Acara dilanjutkan dengan pencerahan yang di format dalam bentuk diskusi yang di moderatori oleh Mr. Yahya, sekretaris Bale Adarma dan juga mahasiswa yang sedang menuntut ilmu S2 Administrasi negara di Kampus Unsoed, Purwokerto. Dalam pengantarnya, Yahya menyampaikan bahwa inti Tema malam ini adalah "berbagi spirit dalam berkarya dan mengabdi".
Testimonial ke-3 nara sumber malam ini sangat menginspirasi dan memantik gairah untuk melakukan segala sesuatu berdasarkan niat tulus mengabdi. Dimulai dari Mas Henry sang penggagas sampah, beliau ber-testimony bahwa gagasan berawal dari kepedulian lingkungan yang dimulai dari sampah. Beliau memulai kiprah tahun 2009 dan kemudian mengelolanya secara ekonomis mulai 2010. Dalam konteks spirit, beliau mengatakan bahwa mengembangkan rasa hormat akan mempertinggi apresiasi orang lain dan sekaligus media keterbangunan "trust" terhadap diri sendiri. Dalam operasional gagasannya, masyarakat menabung lewat sampah yang kemudian di nominalkan ke dalam rupiah. Di lingkungan mahasiswa, dilakukan beberapa modifikasi teknis, sehingga sampah yang terkumpul bisa membayar biaya listrik dan PDAM di kos-kosan. Bahkan. Sampah yang terkumpul juga bisa membantu mahasiswa/i yang tidak mampu membayar SPP. Luar biasa, hal ini tidak hanya keberhasilan menjadikan sampah menjadi asset bernilai ekonomis, tetapi juga efektif merubah perilaku masyarakat melalui membangun tanggungjawab terhadap lingkungan.
Tersimonial berikutnya dari Pak Budi, yg menjelaskan bagaimana beliau membangun desa melalui melek teknologi. Dalam semangatnya, beliau ingin mengabarkan pada banyak pihak bahwa desa sesungguhnya punya kemampuan untuk berkembang secara swadaya lewat memobilisasi kolektivitas di kalangan masyarakat. Ide sederhana tetapi luar biasa praktek dan maknanya. Disamping transparansi data dan informasi publik, kecepatan meng-askses informasi, terobosan ini juga ber-efek efisiensi luar biasa ditinjau dari sisi budgeting.
Testimoni terakhir dari Pak Sudiyanto,seorang lurah sang penggangas pompa hydran non- BBM. Dalam bahasa santun dan rendah hati, beliau menyampaikan bahwa gagasan hydran ini berawal dari membaca sebuah buku berbahasa belanda terbitan 1818 pada tahun 1997. 5 (lima) titik sumber mata air telah menginspirasi beliau untuk memanfaatkannya sebagai sumber listrik. Singkat cerita, satu hydran non-BBM bisa menghidupi kebutuhan listrik lebih kurang 50 rumah tangga. Sebuah karya tepat guna yang nyata2 mendatangkan manfaat. Pada perkembangannya, kembangan program ini juga sudah berhasil menerangi satu desa. Fantastic....
Selamat Ulang Tahun Bale Adarma..semoga tambah jaya lewat ragam pengabdian tulus yang membawa masyarakat ke titik pencerahan bernilai harapan yang lebih baik...Sukses selalu...
Posting Komentar
.