Kita hidup di dua kota bertetangga, tetapi sampai detik ini tak pernah
bersua sekalipun. Kita telah menjalin persahabatan, sering berbagi cerita tentang
dinamika hidup yang kadang menyesakkan dada, tetapi keakraban di dunia virtual tak membuat
kita berkeinginan untuk saling bersapa di dunia nyata. Kita tak pernah
mempermasalahakan model persahabatan modern ini, tetapi kita telah menjadi teman
diskusi yang asik, akrab, menarik, saling memotivasi dan bertukar fikiran dalam banyak hal,
termasuk dalam urusan belajar ber-Tuhan. Semua kita lakukan hanya lewat media sosial semacam
facebook atau BB.
Sobat ku...Malam ini kau buat aku terharu oleh tanya singkat mu lewat BB tentang nomor rekening sebuah Panti Asuhan yang profile nya pernah ku angkat
dalam blog ini dengan judul “andai ku di izinkan Tuhan mencuri harta mu” (http://www.arsadcorner.com/2011/12/andaiku-di-izinkan-tuhan-mencuri.html). Ku respon secepat kilat pertanyaanmu dengan mengirimkan informasi rekening yang kau minta ( BRI Cabang Rantau Prapat No : 0228-01-012576-500) . Saat aku
menyarankan agar memberi tahu kepada pengelola panti asuhan itu bila telah men-transfer , dengan tegas kau mengatakan “tak perlu dan biarlah ini menjadi
urusan aku dengan Tuhan ku”. Terhenyak aku mendengar jawabmu dan ku hormati kepedulian
dan niat tulusmu untuk sebuah jalan kebaikan.
Seketika kembali terbayang wajah-wajah lugu yang berlari menyambut
kedatanganku bak sedang menyambut kedatangan ayah ibu nya sendiri. Terbenak kembali bagaimana gemuruh bathin saat anak-anak belia itu membentuk barisan dan menyalamiku satu per satu. Aku tak
sanggup menahan air mata saat mengusap kepala anak-anak yang sudah tak punya ayah
dan atau ibu satu per satu. Ah....bayang
situasi saat itu seolah kembali hadir di hadapanku.
Terima kasih sobat atas tanyamu malam ini. Tanya itu betul-betul seperti
membawaku kembali kesana dan bercengkrama dengan anak-anak yatim dan piatu itu.
Wajah-wajah itu....wajah-wajah yang begitu mendambakan setiap orang yang
datang...wajah-wajah yang memperlakukan setiap tamu layaknya orang
tua mereka sendiri. Oh Tuhan.....berikan mereka jalan untuk menggapai impian
mereka tentang sebuah hidup, walau menghidupkan orang tua mereka kembali adalah
sesuatu yang tidak mungkin. Sajikan lah mereka capaian hidup sebagai penambal
jerit bathin mereka yang tumbuh dan besar tanpa kasih sayang ayah dan ibu nya.
Tuhan...beri mereka kesempatan menjadi insan-insan soleh dan solehah. Lahirkan lah
karya spketakuler dari buah fikiran dan tangan mereka...hingga menjadi
pelajaran bagi banyak orang tentang bagaimana mensyukuri setiap keadaan walau sepahit apapun.
Sobat.. tanya
singkat mu di malam ini telah membawaku pada butiran air mata yang tak bisa ku tahan, membuatku menjadi begitu ingin kembali berkunjung ke sana, menjadi teman mereka berbagi cerita, mendengar keluh kesah mereka di kesepian bathin berkepanjangan, mendengar celetukan
tentang cita-cita mereka, memperhatikan jerit bathin mereka yang hidup tanpa
ayah dan atau ibu. Serasa ingin sekali berada diantara ranjang tidur mereka
yang berjejer dalam kesederhanaan dan bahkan sebagian mulai lapuk. Rasanya
ingin sekali membangunkan mereka di pagi hari dan kemudia sholat
berjama’ah bersama mereka. Rasanya ingin sekali duduk di samping wadah nasi dan membagikannya ke piring
mereka satu per satu. Oh Tuhan....beri kan ku kesempatan untuk kembali ke
sana....menemui anak-anak lugu nan soleh itu.....
Terima kasih
Sobat atas tanyamu....terima kasih atas kepedulianmu kepada mereka....semoga Tuhan kian menyayangi hidup mu...aminn..
Posting Komentar
.