A. Permulaan
Prosentase
ideal jumlah wirausahawan dari sebuah negara adalah 2% dari jumlah penduduk.
Namun faktanya, Indonesia baru memiliki 0,24 % wirausahawan sehingga masih jauh
dari titik ideal untuk masuk ke level negara maju. Atas dasar itulah,
Pemerintah RI terus mengkampanyekan pentingnya berwirausaha. Hal ini bisa difahami, mengingat lewat
kewirausahaan akan tercipta masyarakat mandiri dan juga menciptakan kehidupan
bagi masyarakat lainnya sehingga bisa menekan angka pengangguran yang
berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Berbicara
wirausaha identik dengan membicarakan tekad membangun kemandirian melalui
pengembangan ragam kreativitas. Hal ini
membutuhkan mentalitas karena lekatnya
unsur ketidakpastian dalam wirausaha itu sendiri. Tak ada yang bisa
memastikan apa yang anda dapat esok hari dari keputusan menanamkan uang ke
dalam sebuah investasi (apapun bentuknya) pada hari ini. Hal ini berbeda ketika
anda bekerja pada satu instansi atau perusahaan dimana anda hampir dipastikan
mendapat penghasilan berbentuk gaji/salary setiap bulan yang jumlahnya sesuai
kebijaksanaan sang pemilik perusahaan.
Atas
dasar itulah, berwirausaha membutuhkan satu kebulatan tekad dan keberanian memulai.
Wirausaha tidak akan menghasilkan apapun ketika hanya dibicarakan saja, tetapi
akan berpeluang mendapatkan hasil ketika benar-benar dilakukan. Oleh karena
itu, mulailah dari hal sekecil atau sesederhana apapun sebab hal itu merupakan
jalan untuk menghasilkan karya dan menjadi besar.
B.
Berwirausaha itu cocok bagi yang berani berbeda
Menekuni
wirausaha tak ubahnya berinteraksi dengan alam se isinya dimana keselerasan
tertemukan ketika potensi diri menemukan titik klik dengan potensi yang mungkin untuk di
kembangkan. Ada yang memulainya dengan mencontoh apa yang pernah dia lihat di
suatu tempat dan kemudian melakukan beberapa modifikasi agar lebih mudah di terima
konsumen dan ada pula yang benar-benar
berbasis ide genuine (ide asli dan tidak ada sebelumnya). Mereka terjun
berdasarkan satu keyakinan bahwa ada harapan yang mungkin di raih ketika
menekuni sesuatu secara serius. Percaya diri mereka kemudian tumbuh setelah mencoba
dan terus mencoba. Ada juga yang percaya
dirinya kian tumbuh karena terinspirasi dari kesuksesan orang lain. Disamping
itu, ada pula yang percaya dirinya kian
tumbuh disemangati oleh spirit vertikal
dimana kewirausahaan di fahami sebagai profesi yang berpeluang membentuk kebermanfaatan
bagi banyak orang.
Pada umumnya, wirausahawan handal selalu berusaha
menemukan gagasan yang tidak difikirkan oleh kebanyakan orang. Hal ini yang membuat mereka tampak berbeda
dan menarik perhatian. Mereka sering mengkampanyekan hal baru yang tidak ada sebelumnya.
Di sinilah letak pertaruhan karena apa yang di tawarkan bisa jadi tidak
mendapatkan respon positif dari orang-orang yang diharapkan. Karakter semacam ini memang tidak ada pada
semua orang, apalagi pada karakter yang bukan risk taker (pengambil
resiko) dan menyukai stabilitas hidup. Bagi
pencinta hidup stabil, mereka biasanya memilih jadi karyawan dan mengabdikan diri pada
perusahaan yang mau memberikan mereka salary/gaji.
Apapun yang
melatarbelakanginya, wirausahawan adalah orang-orang yang meyakini nanti
atau esok adalah harapan. Karena hal ini tergolong kurang lazim, tidak
mengherankan kalau berwirausaha hanya dilakukan oleh orang-orang yang berani
berbeda, siap bertarung, selalu nyaman di ketidakpastian dan meyakini bahwa
esok atau lusa terdapat harapan untuk maju dan berkembang.
C.
“Belajar Menghargai Uang” Baru “Berwirausaha”
Mulailah
“belajar
menghargai uang “sebelum menyentuh wirausaha. Saat belajar menghargai uang “, anda bisa melakukan
beberapa hal positif berikut ini :
1.
menghayati bagaimana uang itu di peroleh
dengan susah payah dan harus memeras otak serta mengeluarkan keringat.
Selanjutnya,
2.
mempelajari bagaimana uang itu
berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Cari musabab perpindahan itu
sehingga anda bisa membuat kesimpulan faktor-faktor yang menyebabkan pindahnya
uang tersebut dari satu tangan ke tangan yang lain. Selanjutnya,
3.
defenisikan siapa yang mempunyai kebiasaan
membiarkan uang yang dia peroleh
pindah ke tangan orang lain dan siapa
pula yang kemudian berperan sebagai penerima perpindahan uang tersebut.
Kemudian,
4.
Carilah jawaban mengapa mereka menjadi
tempat berpindahnya uang dan pelajari bagaimana mereka berhasil sampai pada posisi
itu.
Langkah
ini tidak hanya efektif membangunkan semangat dalam berwirausaha tetapi juga
membangun kebijaksanaan dalam pemanfaatan uang. Pelajaran ini sangat penting
bagi calon wirausahawan sebab “belajar menghargai uang” bisa meng-inspirasi
banyak hal dalam membangun sebuah usaha yang
seatle (mapan) dan bernilai masa depan.
D. Tidak mendapat uang ketika berharap
uang
“Tidak
mendapat uang ketika berharap uang” merupakan sebentuk pesan bagi para wirausahawan
untuk lebih concern pada ketekenunan berproses dan mendefenisikan hasil
sebagai imbas saja. Ketika proses di lakukan dengan baik maka peluang
mendapatkan hasil baik pun menjadi berpeluang. Dalam bahasa lugas, fokuslah
membahagiakan orang lain dengan apa yang anda tawarkan. Saat anda berhasil
membahagiakan orang lain, maka anda pun akan mendapatkan kebahagiaan pula
sesudahnya sebab uang mereka sudah berpindah ke tangan anda. Itulah sebabnya banyak yang mengatakan kalau
wirausahawan itu menang nya belakangan.
Sementara
itu, kalau anda terjebak pada naluri mendapatkan uang (money oriented) secepat mungkin, maka ada
potensi lalai untuk menyajikan service
terbaik kepada pelanggan, akibatnya perlahan anda akan kehilangan
sumber pemasukan dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa lagi.
E. Peluang dan
Mimpi
Dalam
bahasa pemasaran, transaksi diawali ketika
calon konsumen mengetahui sebuah barang
atau jasa. Setelah melalui serangkain promosi akhirnya
calon konsumen merasa ingin untuk menggunakannya. Setelah merasa ingin, kemudian calon konsumen
tersebut merasa butuh sehingga siap mengorbankan sebagian penghasilannya untuk membeli. Jadi, transaksi terjadi bila seorang
wirausahawan mampu membahasakan produk atau jasa yang di jualnya sehingga calon konsumen
merasa butuh. Hal ini kemudian menginspirasi slogan kewirausahaan yang
berbunyi: “Jual-lah apa yang dibutuhan”.
Oleh karena itu, dengan mendalami apa yang dibutuhkan oleh calon konsumen
yang anda targetkan, anda akan menemukan serangkaian peluang yang sangat
mungkin di mobilisasi menjadi satu keuntungan. Kemudian bentuklah “mimpi” di hamparan
kebutuhan yang berhasil anda himpun.
Mimpi
adalah tujuan dan sekaligus landasan setiap orang untuk melangkah. Jadikan mimpi sebagai sumber energi dan
sekaligus penyemangat melakukan hal terbaik. Mimpi adalah kata yang membuat
orang tetap bersemangat untuk berbuat. Mimpi adalah inspirasi gairah mengembangkan ragam gagasan di keyakinan penuh.
Oleh karena itu, bangunl ah mimpi setinggi langit untuk menghasilkan energi
yang tak terhingga.
F. Wirausaha
membutuhkan kesabaran berproses
Besar
itu berawal dari kecil. Itulah kalimat yang tepat untuk
menegaskan bahwa segala sesuatunya memerlukan proses. Oleh karena itu, seorang
wirausahawan harus senantiasa ber-energi untuk melakukan segala hal tentang penciptaan produktivitas sepanjang tidak
berseberangan dengan ajaran Tuhan dan tidak mengganggu kepentingan umum.
Konsistensi semangat, keterpeliharaan fikiran positif dan optimis harus
senantiasa terjaga demi terciptanya ragam karya. Kesabaran berproses adalah sisi lain
yang juga harus ada pada diri seorang wirausahawan. Terkadang realitas tak se
indah angan, sehingga seorang wirausahawan di tuntut keadaan untuk terus melakukan perbaikan secara terus
menerus dengan berkaca pada
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dengan demikian, akan tercipta
capaian-capaian yang kian hari kian menunjukkan peningkatan.
G. Di Ketiadaan Harapan
Tidak
setiap waktu kenyataan seperti harapan dan atas dasar itu pula setiap orang
harus berjuang. Kenyamanan tidak datang tiba-tiba sehingga setiap orang harus berupaya meraihnya. Demikian pula halnya dengan
berwirausaha yang dalam pencapaiannya memerlukan
proses yang terkadang tidak singkat dan bahkan tidak jarang di hadapkan pada
situasi “ketiadaan harapan” dan tbahkan ak jarang mendatangkan perasaan putus
asa.
Satu
hal yang perlu diingat, berwirausaha adalah tentang semangat dan stress
merupakan akibat kelumpuhan
kemampuan berfikiran positif atas
kenyataan yang menyesakkan. Jangan biarkan diri dalam situasi semacam itu
terlalu lama, karena bisa menyebabkan ke-mandeg-an dalam berkarya. Disamping itu, berteriak juga tak pernah bisa merubah keadaan. Dalam situasi
kacau balau, katakan hal-hal yang menyemangati dalam hati dan bangunlah
bayangan-bayangan indah tentang keberhasilan. Anggap saja ragam hambatan adalah
tantangan bagi yang menginginkan sebuah keberhasilan. Atau pandanglah bahwa
hambatan adalah jembatan untuk menuju kesuksesan. Disinilah keluasan
berpandangan menjadi begitu berperan dalam menyemangati setiap wirausahawan.
H. Koperasi dan Kewirausahaan
Sekilas
tampak tak ada relevansi antara koperasi dan wirausahawan, bahkan kalau salah
memandangnya bisa memunculkan pemaknaan bahwa dua hal ini adalah saling
meniadakan karena pergerakannya memiliki tujuan yang sama, yaitu memupuk laba.
Sekilas
bicara spirit, koperasi adalah kumpulan orang
yang berkomitmen untuk hidup
bersama dalam memenuhi aspirasi ekonomi, sosial dan budaya. Setiap orang yang
berkumpul di pastikan memiliki kepentingan, sehingga agenda penyatuan
kepentingan menjadi sebuah kebutuhan guna meminimalisir tejadinya tabrakan
kepentingan antara anggota satu dengan lainnya dan bahkan tabrakan kepentingan
antara anggota dengan koperasi-nya sendiri. Dengan demikian, berkoperasi akan
bermakna saling memperkuat dan
meningkatkan kesejahteraan setiap orang yang terlibat didalamnya.
Oleh
karena itu, pemilihan aktivitas (baca: unit lanan/ usaha) perlu diperhatikan relevansinya
dengan daya dorong peningkatan kualitas hidup anggotanya dalam arti luas,
termasuk urusan kesejahteraan ekonomi anggotanya. Untuk itu, dalam pemilihan
aktivitas, koperasi harus memperhatikan kepentingan mayoritas anggotanya.
Sebagai contoh, koperasi yang anggotanya kebanyakan berprofesi sebagai pedagang
eceran, maka koperasi tersebut selayaknya mengambil porsi sebagai suplier
(grosir) bagi segenap anggotanya. Disamping itu, koperasi juga bisa
menyelenggarakan simpan pinjam yang di fungsikan mendukung penguatan usaha anggota. Contoh lain, ketika
sebuah koperasi berangggotakan
orang-orang yang berprofesi sebagai pengrajin, maka koperasi seharusnya
memerankan diri pada support teknologi bagi peningkatan kualitas produk
anggotanya, support manajemen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan usaha,
akses perluasan pasar yang mendukung
peningkatan kuantitas produksi, akses permodalan berupa simpan pinjam atau lainnya yang memungkinkan
untuk di jangkau oleh anggota. Kalau aktivitas koperasi seperti yang
digambarkan diatas, anggota akan merasa begitu dekat deangan koperasinya di karenakan
daya dukung nyata bagi peningkatan kesejahteraan anggota.
Dalam
cara baca yang demikian, maka para wirausahawan sangat berpeluang berkumpul dalam rangka memperkuat diri
melalui koperasi. Hal ini disebabkan koperasi adalah organisasi yang berpeluang
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan usaha yang dijalankan oleh anggotanya
yang berprofesi sebagai wirausahawan. Sebagai informasi tambahan, dalam iklim
usaha yang super kompetitif saat ini, “bermitra” adalah solusi strategis
untuk bisa bertahan, tumbuh dan berkembang. Dalam cara baca ini, koperasi
adalah media strategis untuk membentuk kemitraan saling menguntungkan di antara para
wirausahawan.
I.
Penghujung
Sebuah
pepatah bijak mengatakkan “tak ada pelaut tangguh dari air
yang tenang”. Mungkin pepatah ini patut dijadikan penyemangat dalam
menjalankan proses wirausaha yang bisa dipastikan tak luput dari gelombang yang terkadang
menyurutkan semangat. Niat baik selalu ketemu jalannya, kalimat inipun bisa
menjadi sumber keyakinan para wirausahawan untuk tetap konsisten dalam
perjuangannya. Oleh karena itu, teruslah
berjuang, menatap ke depan dan terus melangkah demi keterwujudan sebuah mimpi.
Kewirausahaan
tidak hanya persoalan uang, tetapi juga terdapat banyak potensi kemuliaan, baik
tentang kemandirian sehingga tidak menjadi beban bagi orang lain maupun tentang
peluang menciptakan kehidupan bagi orang lain sehingga mempertinggi derajat di pandangan Sang Pencipta. Untuk itu,
teruslah melangkah atas niat baik yang terjaga, karena di depan sana ada sebentuk
keindahan dan ketenangan yang tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.
Demikian
tulisan sederhana ini disampaikan sebagai sebuah pengantar dalam diskusi
kewirausahaan. Semoga menginsprasi kebaikan. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
+ komentar + 2 komentar
BISA !!!!
terima kasih atas apresiasinya...sepakat..kita harus meyakini bahwa diri kita bisa melakukannya...karena keyakinan adalah muasal gairah dalam berjuang...semangattttttttt...
Posting Komentar
.