OLEH-OLEH DARI "PERTANDINGAN DERBY" DIVISI I PSSI | ARSAD CORNER

OLEH-OLEH DARI "PERTANDINGAN DERBY" DIVISI I PSSI

Rabu, 25 Januari 20123komentar







Kertas kerja ku tutup, bergegas sholat ashar dan kemudian siap-siap keluar ruangan. Tiba2 ada suara salam dibalik pintu ruanganku. ” ’Alaikum salam warahamatullahi wabaokatuh," jawabku sambil mempersilahkan tamu tersebut masuk”. Setelah berbincang-bincang tak terlalu lama, sang tamu berpamitan pulang karena tahu bahwa aku  sedang siap-siap keluar saat beliau tiba di ruang kerjaku.

Sudah telat 15 menit, fikirku. Kupacu kendaraan dan sambil nyetir aku mencoba menghubungi istriku dan mengajak mereka untuk ikut denganku menyaksikan sebuah pertandingan derby  divisi I PSSI, antara Persibas Banyumas dan Persibangga Purbalingga. Namun istriku bilang sebaiknya sendirian aja, karena anak2 sedang mengerjakan PR  sekolah. Akhirnya ku tutup telepon dan membelokkan kendaraan menuju lokasi pertandingan.

Hmm..sesampai di GOR SATRIA,  ku dapati kendaraan bejubel di parkiran dan riuh penonton begitu keras pertanda pertandingan sudah dimulai. Setelah dapat parkir, aku langsung menuju tiket box dan membeli satu tiket. Begitu masuk, aku kaget dengan lautan manusia, di pojok selatan kelompok berseragam merah yang berarti pendukung tim tamu Persibangga dan Sebelah barat kelompok berseragam biru yang hari itu bertindak sebagai tuan rumah, Persibas Banyumas. Aku memilih tempat duduk  di posisi netral dan strategis agar bisa menikmati pertandingan. Begitu aku mendudukkan diri, ternyata score sementara sudah 1-0 untuk kemenangan tuan rumah.

Gemuruh penonton tak henti-hentinya. Para pendukung terus menyuarakan yel-yel guna menyemangati tim nya masing-masing. Aku sendiri bingung harus mendukung siapa, karena KTP Purwokerto, asli sumatera utara, tetapi istriku kelahiran purbalingga. Akhirnya ku memilih netral dan menikmati pertandingan.

Ada hal yang mengganggu fikiranku, yaitu tentang cara suporter mendukung. Sebagian penonton tak segan-segan menggunakan kalimat-kalimat yang jauh dari sopan yang di suarakan lantang dan bersama-sama untuk melemahkan mental dan spirit tanding lawan tim kesayangannya. Ironisnya, hal ini terjadi pada ke dua kubu pendukung.   Suasana ini juga sempat mendorong tensi pemain ikut-ikutan menjadi tinggi. Benturan antar pemain tak jarang menyebabkan ketegangan di antara pemain.  Untung  wasit cukup tegas dalam memimpin pertandingan.    

Tak sampai hanya di situ, Saat pemain cadangan sedang melakukan pemanasan, para penonton juga meneriaki dengan huuuuuu.... disertai dengan kalimat-kalimat ejekan.  Untungnya sang pemain memiliki mental kuat dan hanya tersenyum atas  sikap tidak simpati dari penonton tersebut.  Hebatnya lagi, ketika pemain tersebut masuk menggantikan pemain lainnya, gerakannya yang lincah dan meliuk-liuk cukup merepotkan barisan pertahanan tuan rumah. Beberapa orang yang tadinya memaki pun berbalik terdiam dan bahkan beberapa diantaranya memujinya pelan.
 
Pertandingan syarat emosi itu pun kian memanas, ketika tim tamu mampu menyamakan kedudukan. Gemuruh penonton semakin keras dan tak ayal beberapa kali petugas harus mendekati tribun penonton untuk memohon kepada para pendukung untuk bisa mengendalikan diri, karena beberapa diantara mereka ada yang melempar petasan dan ada pula yang melempar batu dan botol minuman ke pinggir lapangan. Bahkan petugas polisi sempet menaiki pagar  dan masuk ke tribun penontot guna untuk memberi sedikit  shock terapi kepada penonton tuan rumah yang ketahuan melemparkan botol minuman.

Pertandingan berakhir antiklimaks dengan skor 1-1. Aku fikir ini hasil yang fair dan layak mengingat kualitas ke dua tim berimbang.  Disisi lain, hasil ini setidaknya mampu mengurangi tensi emosi penonton dari kedua kubu. Akhirnya, setelah pertandingan selesai, polisi mengawal ketat kepulangan suporter tim tamu sampai purbalingga, karena  beberapa  suporter tuan rumah tampaknya tidak terima dengan ucapan2 dan cara-cara suporter lawan menyuarakan yel-yel saat pertandingan berlangsung.       

untung saja aku tak mengajak anakku yang masih kelas 3 dan kelas 2 SD, jadi mereka tidak mendengar ucapan-ucapan yang sangat tak layak di dengar itu.  Semoga, ke depan sikap-sikap sportif semakin dibudayakan  suporter dan juga para pemain. 

Olah raga sesungguhnya bukan persoalan kesehatan raga saja, tetapi juga di dalamnya menuntut kesehatan jiwa...semoga.
Share this article :

+ komentar + 3 komentar

Anonim
31 Januari 2012 pukul 19.43

barlingmania gembel gembel purbalingga

Bombastik Mania
24 Maret 2012 pukul 02.56

begitulah cara kami menjaga kehormatan PERSIBAS..
bukan karena kita tidak sportif atau tidak fair..tp ketika kita ditindas dan dicela,sudah layak kita menjaga kehormatan kita!!

LASKAR BOMBASTIK SUPPORTER ELITE BANYUMAS!! SAWONGMAS

31 Mei 2012 pukul 23.12

persibangga terbukti tim profesional
persibas di mana sekarang???

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved