Disampaikan pada kegiatan “Pengakraban Koperasi Pemuda Se-Jateng”, yang diselenggarakan oleh KOPINDO Perwakilan Jawa Tengah, di Tawang Mangu, Karanganyar, Surakarta , tanggal 23 -24 Des 2011
A. Pendahuluan bernada gamang
Membicarakan perekonomian negara bukanlah perkara mudah, disamping banyaknya faktor yang berpengaruh, kata “bangsa” membawa fikiran kita pada sebuah komunitas besar yang majemuk. Namun ketika sebuah bangsa difahami sebagai kumpulan individu-individu, maka pemahaman ini memiliki kesamaan dengan koperasi yg selalu di defenisikan sebagai kumpulan orang. Dengan demikian, sebagian orang yang melibatkan dirinya dalam ruang juang koperasi, menumbuh kembangkan koperasi juga merupakan kontribusi nyata dalam pada negara tercinta ini.

Siapapun itu dan motif apapun yang melatarbelakanginya yang terpenting adalah efek positifnya pada perekonomian bangsa, Ingat, setiap orang dari kita adalah bagian dari bangsa ini. Artinya, apakah kemudian akan menjadi subyek atau obyek penderita dari situasi perekonomian bangsa, sesungguhnya masalah pilihan saja.
B. Pemuda dan Koperasi

Sementara itu, koperasi didefenisikan sebagai kumpulan orang yang berjuang secara berjama’ah di bidang ekonomi, sosial dan budaya. Mereka membentuk, mengelola dan mengontrol secara demokratis perusahaan yang mereka miliki bersama. Lewat strategi tata kelola perusahaan, mereka meng-edukasi dan sekaligus membangun karakter individu yang selanjutnya menjelma menjadi pribadi kolektif yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerjasama, kepedulian, keadilan dan kesetiakawanan. Ke-masiif-an nilai-nilai tersebut dalam diri individu-individu yang terlibat akan berefek pada keterbangunan kualitas kolektivitas yang selanjutnya menjadi ujung tombak dalam memobilisasi pemberdayaan (empowering) dalam mencapai cita-cita yang mereka rumuskan bersama.
Sifat sukarela dan terbuka pada sistem keangotaan koperasi, membuka peluang bagi siapapun untuk bergabung dan mengembangkan dirinya, termasuk kaum muda. Kebaikan nilai-nilai universal yang senantiasa di usung koperasi, disatu sisi sebagai alasan pembenar bagi pemuda untuk melibatkan diri dan sekaligus menjadikan koperasi sebagai media strategis dalam pembentukan karakter dan kapasitas diri. Dengan demikian, pada saatnya tiba, pemuda sudah siap membentuk perbedaan cara dan menghasilkan kualitas bangsa yang lebih baik.
C. Koperasi dan Perekonomian
Oleh karena itu, perjuangan koperasi sesungguhnya bukan persoalan ekonomi semata lewat ketersajian unit-unit layanan (bisnis), tetapi juga memperjuangkan keterbentukan manusia yang memiliki budaya dan karakter sosial yang bijak. Koperasi yang hanya concern membangun bidang ekonomi dan lekat dengan urusan materialitas , biasanya akan tergiring pada upaya-upaya pertumbuhan modal lewat pacuan produktivitas. Bila ini yang terjadi, tanpa disadari, koperasi telah meninggalkan jati dirinya dan terjebak pada perburuan materialitas dan bahkan sering tak peduli apakah itu harus meng-eksploitasi anggotanya sendiri. Pada ranah ini, membicarakan kolektivitas dan empowering menjadi sesuatu yang aneh.
Satu hal yang menjadi catatan, karakter manusia koperasi selalu bercirikan budaya fikir dan perilaku yang bijak. Interaksi antar individu yang terjadi dilandasi keinginan kuat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kerjasama dan kegotong royongan serta senantiasa menghormati prinsip-prinsip keadilan. Dalam membangun perusahaannya, manusia koperasi selalu peka dengan efek sosial dan lingkungan yang akan ditimbulkan dari setiap tindakannya. Tak berlebihan kalau kemudian PBB dalam menyambut tahun koperasi 2012 mengambil tema; “cooperative entreprise build better world”. Pemakaian kata “better world” merupakan penegasan terdapatnya nilai-nilai kebaikan yang menjadi pembeda dengan pelaku ekonomi lainnya. Jadi dalam skala efek dari keterlahiran sebuah koperasi yang benar, sesungguhnya tidak hanya bisa mempengaruhi negara (dalam hal ekonomi,sosial dan budaya) saja, tetapi juga berpotensi mempengaruhi karakter dan dinamika dunia.
D. Perwajahan Mayoritas Koperasi dan Koperasi Pemuda.
Sementara itu, kondisi koperasi pemuda juga relatif masuk dalam kategori mayoritas belum berkembang. Disamping kondisi ini menggambarkan lemahnya kapasitas pemuda koperasi, realitas ini juga mencerminkan rendahnya keyakinan dan dan konsistensi komitmen dari kaum muda dalam men-drive kebersamaan menjadi karya yang penuh manfaat dan layak ditauladani. Di sisi lain, para pemuda koperasi juga cenderung lebih menyukai gerakan orasi ketimbang menjejalkan diri pada pelibatan setiap proses penciptaan karya-karya berlabel koperasi. Kalau demikian adanya, menjadi menarik mengukuru seberapa jauh efek gerakan pemuda koperasi dalam kihidupan masyarakat Indonesia?.
D. Masa Depan Koperasi dan Tanggungjawab Pemuda
Sebagai calon pemimpin masa depan, tak berlebihan ketika berkesimpulan bahwa masa depan koperasi di negeri ini tergantung pada pemuda. Mengingat bahwa koperasi juga berpeluang besar mempengaruhi negara dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya, maka pemuda koperasi juga berpotensi mempengaruhi warna negara dimasa yang akan datang.
Atas nilai urgensi tersebut seharusnya pemuda koperasi mengambil tanggungjawab yang nyata . Apresiasi masyarakat yang rendah terhadap koperasi harus dikoreksi dengan cara-cara bijak melalui karya nyata yang menginspirasi masyarakat untuk menauladani. Satu hal yang menjadi catatan, ketauladanan adalah alat paling efektif untuk melakukan perubahan. Ketauladanan karya menjadi penjelas kebenaran dan nilai-nilai baik yang terkandung di dalam koperasi. Dengan demikian, disamping terjadinya koreksi bijak atas opini dan apresiasi secara alamiah, ketauldanan karya ini juga akan menginspirasi gairah masyarakat untuk menumbuhkembangkan koperasi. Pada gilirannya, ketika koperasi-koperasi tumbuh dan berkembang, maka keberdayaan koperasi memerankan diri sebagai soko guru ekonomi secara bertahap terbentuk dengan sendirinya. Tetapi, tertarikkah kaum muda berproses ?.
E. Membentuk Ketauladanan Berkarya Lewat Implementasi Nilai-Nilai
Koperasi bukanlah organisasi bebas nilai. Nilai-nilai koperasi merupakan pedoman sahih yang membimbing setiap upaya koperasi membentuk dan memperluas kebermaknaan lewat kolektifitas dan empowering.
Sebelum pembahasan lebih lanjut dan sekaligus me-refresh ingatan tentang nilai-nilai koperasi sebagaimana tersalin dalam ICIS (international cooperative identity statemen) yang merupakan hasil kesepakatan ICA di Manchester, tahun 1995 yang berbunyi:
“Koperasi berdasarkan nilai-nilai menolong diri sendiri, tanggungjawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan kesetiakawanan. Anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etis kejujuran, keterbukaan, tanggungjawab sosial, serta peduli pada orang lain”.
Mereferensi pada salinan di atas, bisa dibayangkan ketika sebuah koperasi memegang teguh nilai-nilai tersebut, maka hampir dipastikan akan terbangun gerakan yang tidak hanya bicara tentang pertumbuhan modal, tetapi juga mendorong terbentuknya budaya dan tatanan sosial yang bijak. Rasa kesetiakwanan akan menggiring kepedulian untuk saling membantu, nilai kejujuran dan keterbukaan akan membangun trust dan sekaligus menghilangkan rasa curiga satu sama lain dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, realitas mayoritas koperasi yang masih jauh dari harapan, sesungguhnya bukan karena kesalahaan konsepsinya, tetapi belum tertemukannya cara efektif dalam mengoperasionalkannya. Atas dasar itulah, gerakan ketauladanan harus dilakukan. Membentuk keyakinan yang sama atas efek positif yang akan ditimbulkan ketika sebuah koperasi menjalankan nilai-nilai dan prinsip, merupakan modal penting dalam mengoreksi dan sekaligus menciptakan koperasi-koperasi yang benar.
Koperasi-koperasi harus membangun komitmen bersama untuk mengimplementasikan jati diri koperasi (defenisi, nilai-nilai dan prinsip) secara bertahap dan berkesinambungan. Gerakan bersama ini tidak hanya akan membantu pertumbuhan kemanfaatan kebersamaan dimasing-masing koperasi, tetapi juga secara bertahap akan terbentuk kedigdayaan kolektif yang berimplikasi signifikan terhadap kehidupan masyarakat dan negara, baik dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
F. Penghujung
Koperasi adalah kumpulan orang-orang yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi-aspirasi ekonomi,sosial dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis. Ketersajian koperasi berbasis nilai diyakini akan memiliki pengaruh signifikan dalam tatanan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat dan bahkan negara.
Kebenaran dan kandungan kebaikan-kebaikan dalam perjuangan koperasi, selayaknya dijadikan pembenar dan sekaligus penyemangat untuk terus menumbuhkembangkan koperasi.
Pemuda harus mampu menjadi agen perubahan lewat ketauladanan yang mampu menginspirasi lainnya untuk berbuat sama. Semoga menginspirasi...!!!!
Posting Komentar
.