Wirausaha dalam arti bebas bisa didefenisikan sebagai upaya mandiri memobilisasi “talenta/bakat” menjadi “lebih bernilai”. Ke-lebih bernilai-an itu selanjutnya akan berefek pada penerimaan diri dan pada akhirnya akan mempermudah terealisasinya ragam gagasan, baik dalam wujud sebuah bisnis maupun di luar bisnis (aktivitas social, kedinasan, organisasi dan lain sebagainya). Fakta menunjukkan bahwa mayoritas daya dukung atas sebuah gagasan di pengaruhi oleh subyektifitas (tingkat penerimaan diri). Oleh karena itu, seorang wirausahawan harus kreatif, punya nilai jual dan berkemampuan membangun sebuah gagasan yang berpengharapan. Mungkin tak ada salahnya sekejap berkontemplasi untuk memberi jawab atas tanya berikut ini: sejauh mana tingkat penerimaan diri kita dan se-bernilai jual apakah segenap gagasan kita???
B. Melirik Relevansi Talenta Wirausaha dan Karir Kedinasan
Institusi adalah sebuah organisasi yang terdiri dari orang yang berasal dari ragam rekam jejak masa lalu. Mereka bersatu dan menghimpun energi untuk mencapai apa yang biasa disebut dengan mimpi (visi dan misi). Rangkaian struktur juga diciptakan sebagai salah satu strategi, distribusi energi pun harus dilakukan melalui rangkaian disposisi sebagai cara ”membagi habis segenap tahapan dan langkah” menuju sebuah pencapaian. Pada tahap ini lah kemudian terjadi pen-strataan atau dikenal dengan bahasa ”atasan dan bawahan”. Sekedar untuk refleksi, mungkin anda perlu bertanya dalam hati...mengapa dia atau anda yang jadi ”atasan”???, atau mengapa dia atau anda yang menjadi ”bawahan”???.
Dalam konteks yang fair, keberadaan anda saat ini baik sebagai bawahan ataupun sebagai atasan, sesungguhnya akibat positif dan negatif dari ”bakat kewirausahaan” yang melekat pada anda. Anda harus melihat secara obyektif sejauh mana anda punya nilai jual, seberapa jauh anda mampu mempengaruhi lingkungan sehingga gagasan anda bisa diterima dan mendapat daya dukung yang ikhlas. Jawaban atas penglihatan obyektif anda itu akan membantu anda untuk menjawab mengapa saat ini anda menjadi atasan dan atau bawahan. Atau bahkan, jawaban itu akan menginspirasi anda untuk mencapai sebuah posisi yang lebih baik dimasa mendatang.
C. Menggiring Talenta Wirausaha Untuk Membangun Sebuah Bisnis.
Mungkin pendapat ini tidak populer, hal yang terpenting dalam sebuah bisnis adalah ”semangat”, bukan pada ”ketersediaan uang” atau ”jenis bisnis” itu sendiri. Oleh karena itu, sekedar menyarankan, kalau anda bermaksud memulai sebuah bisnis, hal pertama yang perlu anda lakukan adalah membangun defenisi anda sendiri tentang bisnis. Anda bebas membentuk defenisi apapun sepanjang mampu ”menyemangati” dalam menjalankan proses bisnis itu sendiri.
Sebagai illustrasi, berikut ini dideskripsikan defenisi bisnis seorang praktisi yang menurut nya selalu bisa menyemangati pada segala situasi, yaitu :
- Memindahkan uang dari kantong orang ke kantong kita lewat cara yang disukai Tuhan atau syaitan (silahkan anda pilih dengan segala resiko yang mengikutinya)
- Membahagiakan orang lain yang berimbas pada kebahagiaan sendiri.
- Membantu orang lain lewat penciptaan kesempatan hidup bagi orang lain.
- Karena membantu orang lain adalah sebuah kebaikan, maka wirausaha merupakan salah satu profesi yang memperbesar peluang ke sorga (sepanjang niat baik senantiasa terjaga).
Dari defenisi diatas, dia memandang wirausaha sebagai media strategis untuk melahirkan kebermaknaan bagi banyak orang dan sekaligus memberi manfaat nyata bagi diri pribadi. Membahagiakan orang lain di yakini sebagai cara jitu yang akan mendatangkan kebahagiaan bagi diri sendiri. Kebahagiaan pribadi dimaknai sebagai imbas yang diberikan Tuhan ketika ikhlas membahagiakan orang lain melalui optimalisasi potensi/talenta dan pengorbanan sejumlah sumber daya. Dengan demikian, dalam pemahamannya wirausaha difahami tidak semata-mata sebagai perjuangan pengumpulan materi 7 (tujuh) turunan (kalau anda pencinta faham materialitas), tetapi juga sebagai bentuk penterjemahan kesempatan hidup yang dipersembahkan Tuhan berikut alam semesta beserta isinya ke dalam tindakan bijak penuh makna. Bagaimana Dengan defenisi Anda……???.
D. Melatih Ketajaman Instuisi Bisnis
Melatih ketajaman instuisi bisnis tak ubahnya belajar bahasa inggris atau bahasa arab dan bahasa lainnya. Carilah kosa kata apapun yang anda lihat, anda dengar dan yang anda rasakan. Ketika itu anda lakukan berulang-ulang sepanjag hidup anda, maka anda akan bisa menguasai sebuah bahasa. Demikian juga halnya wirausaha, hadirkanlah pertanyaan ”bagaimana agar bisa jadi lebih bernilai produktif” atas apa saja yang anda lihat, apa yang anda dengar dan apa yang anda rasakan. Kebiasaan itu sangat efektif membentuk instuisi bisnis anda.
E. Memulai Wirausaha
Seperti kebanyakan kata para wirausahawan sukses, mulailah usaha dari kata ”WHO”, bukan ”WHAT”. Artinya, sebelum anda menentukan apa yang akan upayakan, rumuskan dulu “siapa” target anda. Setelah itu, baru anda menentukan ”apa” yang akan anda jual dan ”bagaimana” cara anda menawarkannya. Sekedar menyarankan, mulailah dari yang kecil dan sederhana, jangan terlalu muluk-muluk untuk segera besar.
F. Permodalan Dalam Bisnis
Sebagaimana dijelaskan diatas, hal terpenting dalam bisnis adalah ”semangat”. Semangat adalah modal terbesar anda memulai sebuah bisnis. Semangat akan membentuk lipatan energi positif dan melahirkan daya dukung lingkungan dan bahkan Tuhan. Ragam gagasan juga akan lahir dari semangat positif, Ide2 cerdas akan mengikuti setiap niat yang baik. Fungsi penerimaan diri anda (dengan segenap kelebihan dan kekurangan) akan mendatangkan potensi untuk membicarakan pada siapapun tentang gagasan bisnis anda. Akumulasi rekam jejak baik anda akan menjadi penguat bagi orang lain untuk mendukung bisnis anda, bahkan untuk urusan uang sekalipun. Jalan senantiasa terbuka ketika anda tidak menutup diri atau senantiasa mengedepankan kekurangan dan keterbatasan anda.
G. Berkawan Dengan Tuhan
Sebagai wirausahawan, anda pasti sering dihadapkan pada pilihan yang harus diambil. Terkadang tampak seperti emas, tetapi setelah didalami dan mengorbankan berbagai sumber daya, bisa saja ternyata sampah yang tidak bernilai apapun. Demikian pula sebaliknya, terkadang tampak sampah, tetapi setelah mendalami ternyata mengandung potensi emas yang tak ada habisnya. Atas dasar itulah, wirausahawan disarankan jangan terlalu yakin dengan rancang logika dan instuisi, sebab masih ada kekuasaan yang lebih tinggi yaitu, Tuhan. Libatkan Tuhan ketika anda akan mengambil keputusan. Hal ini sebagai cara agar setiap langkah anda senantiasa dalam lingkar perlindungan dan hidayah (petunjuk) Tuhan.
H. Penutup
Demikian beberapa stimulan sederhana yang sekiranya mampu menyemangati kita untuk mengembangkan kewirausahaan, baik untuk membangun impian pribadi kita maupun membangun kebermaknaan bagi banyak orang. Semoga kebahagiaan akan senantiasa di limpahkan Tuhan kepada kita semua. Amin Ya Robbal ’Alamin.
Posting Komentar
.