A. Prolog Menggelikkan
Hampir setiap insan di negeri ini pasti pernah mendengar, membaca dan bahkan mengucapkan kata “koperasi”. Sayangnya, tidak banyak dari mereka yang faham atau mau mendalami makna dan spirit yang ada dalam istilah “koperasi”???. ANdai mereka tahu, sesungguhnya koperasi juga berpotensi menjadi salah satu jalan menuju ke sorga. Kah ?
Realitas mayoritas koperasi yang lesu (lemah syahwat usahanya), tak pelak menggiring sikap apatis masyarakat terhadap koperasi. Media massa cenderung hanya tertarik memberitakan koperasi ketika terjadi penyimpangan pengelolaan, kalaupun berita baik biasanya hanya seputar penyaluran bantuan Pemerintah yang mempertegas betapa koperasi adalah organisasi lemah yang harus dikucuri terus menerus. Namun, dalam bahasa semangat, kita harus menyadari ketidaktertarikan media massa sesungguhnya akaibat ke-belum bisa-an kita menciptakan “thema” atau “karya monumental” yang marketable atau layak jual alias layak berita.
Ironis memang kenyataan ini, namun kita harus bijak dan memahami kondisi ini sebagai cambuk untuk membangkitkan adrenaline perjuangan membuktikan bahwa koperasi tak seburuk apa yang mereka fahami selama ini. Kita harus perlahan membangun kesadaran betapa banyak “makna” yang telah tercipta dari koperasi. Mungkin mereka lupa bahwa koperasi telah berperan ketika membangun rumah, membeli kendaraan, menyekolahkan anak sampai sarjana dan bahkan sampai dalam proses menikahkan putera/I nya. Namun ..mereka ndak berdosa karena sesungguhnya mereka benar-benar lupa.
Saat ini, kita berada pada moment untuk membicarakan “koperasi” lagi. Disatu sisi, Kita harus bersyukur hampir setiap tahun ada even edukasi semacam ini..udah gratis..dapat 2 (dua) sangu lagi (dari panitia walau ndak seberapa dan juga dari koperasi masing2 walau jumlahnya pun ntah berapa..he2). Disisi lain, kita harus malu karena untuk “nambah ilmu koperasi” selalu dapat gratis..padahal ilmu yang kita dapat sangat berpotensi melipat gandakan pencapaian SHU di koperasi kita masing-masing. Apa iya ???? May be Yes..may be No..depen on you…(jarene wong barat) .
B.Koperasi adalah Permainan Tim
Dalam realitas, kalau ditanya apakah “anda bahagia” berkoperasi kepada pengurus,manajemen/karyawan, badan pengawas dan anggota biasanya semua menjawab “ndak/belum bahagia”. Anehnya, dalam ketidakbahagiaan itu, mereka tetap bercokol dan menjadi bagian dari koperasi. Artinya, didalam ke-belum-bahagiaan itu sesungguhnya mereka telah merasakan sedikit kebahagiaan dan masih berkeyakinan terhadap koperasi. Bagaimana dengan anda ???
Orang bijak bilang “bahagia atau tidak itu tergantung cara fikir”. Me-referensi kalimat tersebut, maka ada menariknya untuk melakukan re-fresh (menyegarkan kembali) pemahaman kita tentang koperasi. Ini menjadi penting agar kita tidak terjebak dalam kepahlawanan keliru, ketidakbahagiaan tak beralasan dan atau bahkan penantian tak bertepi.
Koperasi adalah permainan tim dimana didalamnya terdapat unsur pengurus, pengawas, anggota (populasi mayoritas) dan manajemen/karyawan (bila ada). Ingat..Masing2 unsur punya harapan dan kepentingan yang sama..yaitu “sama2 ingin bahagia”. Pertanyaan menarik adalah “bagaimana agar semua bahagia ???”. It’s the Core problem.. Ada satu hal yang menjadi catatan penting adalah “semua harus bahagia”, jika hanya salah satu atau salah dua..maka yang lainnya akan bereaksi negatif & berpotensi menimbulkan huru hara alias instabilitas.
C. 3 (tiga) Langkah Mencapai Bahagia Bersama
Kalau mau bahagia bersama setidaknya ada 3 (tiga) langkah yang bisa dilakukan, yaitu :
- Duduk bersama “mendefenisikan mimpi”
- Sumpah darah Berbagi peran dalam pencapaiannya
- Duduk bersama lagi “mengukur/mengevalusi pencapaian & sekaligus melakukan perumusan langkah perbaikan”
Ad.1.Duduk bersama “mendefenisikan mimpi”
Banyak kepala banyak fikiran,gagasan dan kemauan. Hal ini harus disadarai sebagai takdir/fitrah koperasi. Kesadaran inilah yang melahirkan istilah “demokrasi” dalam nafas koperasi. Untuk menghindari adanya dominasi pihak2 tertentu dalam koperasi, maka ada baiknya segenap unsur organisasi duduk bersama merumuskan segenap harapan atau impian masing2 yang kemudian dikerucutkan menjadi mimpi bersama melalui cara2 demokrasi. Dengan cara ini, semua orang akan merasa di anggap. Disamping itu, hal terpenting adalah semua orang mempunyai ikatan emosional yang kuat terhadap defenisi kebahagiaan yang terumuskan.
Ad.2.Sumpah darah “berbagi peran” dalam pencapaiannya
Pada sesi ini, segenap unsur organisasi berbagi tugas proporsional dalam menggapai mimpi bersama. Semua harus ikhlas kebagian tugas agar mimpi tidak jadi penantian yang tak berujung.
Ad.3.Duduk bersama lagi “mengukur/mengevalusi pencapaian & sekaligus melakukan perumusan langkah perbaikan”
Pada sesi ini, segenap unsur organisasi duduk bersama lagi dalam rangka evaluasi seberapa jauh ketercapaian mimpi yang sudah dirumuskan dimasa lalu dan juga evaluasi tingkat Konsistensi partisipasi masing-masing unsur organisasi. Selanjutnya, sesi ini akan memrumuskan kembali langkah2 berikutnya berikut pembagian tugas proporsional kepada masing2 unsur.
D. Klenik Berkoperasi
Sekedar pengingat dan sekaligus penyemangat dibawah ini dituliskan beberapa klenik dalam berkoperasi, yaitu :
1. Tidak mengenal Keberhasilan atau kegagalan perorangan. Karena koperasi adalah permainan Tim, maka keberhasilan atau kegagalan koperasi adalah tanggungjawab bersama.
2. RAT bukanlah media pembantaian/pengadilan bagi pengurus atau pengawas. RAT merupakan media strategis untuk mengevaluasi segenap unsur organisasi (bukan hanya pengurus & pengawas tetapi juga anggota sebagai populasi mayoritas). Disamping itu, RAT juga sebagai media strategis perumusan mimpi bersama, langkah2 baru dan sekaligus pendistribusian peran dan tanggungjawab kepada segenap unsur organisasi.
3. SHU adalah imbas bukan target. SHU (sisa hasil usaha) sesungguhnya adalah imbas daru kesadaran semua unsur organisasi berpartisipasi dalam perjalanan organisasi dan usaha koperasi. Oleh karena itu, koperasi seharusnya membangun kesadaran & kecintaan anggota (sebagai populasi mayoritas) sehingga mereka berpartisipasi optimal dalam mewujudkan mimpi koperasi.
4. Modal terbesar koperasi BUKAN UANG tetapi saling percaya satu sama lain. Banyak koperasi mengeluhkan minimnya modal dalam arti uang. Padahal “percaya satu sama lain” berpotensi dimobilisasi menjadi satu “TRUST” yang menggiring pada pembentukan citra kelembagaan dan pada akhirnya akan berpotensi melahirkan makna-makna baru dalam berkoperasi.
5. Keberhasilan atau kegagalan bukanlah takdir. Dalam bahasa semangat, hidup mengenal hukum sebab akibat. Dalam faham ini, Keberhasilan merupakan imbas positif dari ketepatan dan kecermatan dalam memilih langkah. Sebaliknya, kegagalan difahami sebagai fakta tak terbantahkan telah terjadinya kekeliruan dalam proses pemilihan cara.
E. Penutup
Demikian sekelumit pemikiran terbatas dari saya yang masih berjuang membuktikan keampuhan koperasi bagi pembentukan kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat yang lebih berkeadilan dan berpengharapan. Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi stimulan bagi peningkatan adrenalin atau gairah berkoperasi kita semua. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan keberpihakan dalam setiap gerak langkah kita untuk menciptakan koperasi yang lebih bermartabat. Amin
Posting Komentar
.